News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kontroversi Gafatar

BERITA FOTO: Ekspresi Wajah Eks Ketua Umum Gafatar

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Ketua Umum Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Mahful M Tumanurung berbicara kepada wartawan di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, Selasa (26/1/2016). Mahful mengecam pengusiran paksa, pengrusakan, pembakaran, serta penjarahan terhadap aset-aset mereka serta menolak dicap Ormas ilegal dan menyebarkan faham sesat. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk pertama kalinya, pimpinan ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tampil di muka publik.

Adalah Mahful M Tumanurung, eks Ketua Umum Gafatar bicara kepada persĀ  di Gedung YLBHI, Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Didampingi sejumlah aktivis YLBHI, dia bicara banyak hal mengenai Gafatar yang belakangan jadi kontroversi.

Alumni UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini membantah jika disebut keyakinan Gafatar berbeda dengan agama Islam.

Karena itu, dia menolak fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di sejumlah daerah yang menyatakan Gafatar menyebarkan aliran sesat.

"Kami tidak memiliki paham yang sama. Kami bukan bagian dari mereka. Bagaimana kami difatwa kalau kami ada di luar," kata Mahful.

Mahful mengatakan, mayoritas mantan anggota Gafatar telah keluar dari keyakinan agama Islam mainstream (arus utama/umum). Ajaran yang dipegang teguh adalah paham Millah Abraham yang dianggap sebagai jalan kebenaran.

Gafatar menggelar kongres pada 14 Agustus 2011 dan menetapkannya sebagai ketua umum.

Program utama Gafatar adalah pertanian mandiri.

Dia juga membantah membentuk negara sendiri di luar NKRI.

"Gafatar tidak pernah niat merebut kekuasaan," ujar Mahful.

Mahful mengatakan, justru Gafatar ingin membantu NKRI dalam rangka ketahanan pangan dan ekonomi.

"Alam harus disyukuri karena pemberian Tuhan demi kedamaian nusantara, syukur-syukur Indonesia bisa menjadi mercusuar dunia," kata Mahful.

Mahful malah kecewa ketika ormas Gafatar dianggap ingin merebut kekuasaan.

Padahal, Mahful mengatakan Gafatar menjunjung tinggi nilai Pancasila, NKRI dan Undang-Undang Dasar 1945.

"Jadi tidak ada niatan sedikitpun, karena bicara negara, kedaulatan, proklamasi, UUD 1945, teritorial, kami anak bangsa yang cinta negeri ini, izinkan kami aktif," ucap Mahful.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini