Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) meminta pemerintahan Jokowi-JK untuk segera mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak penyaluran elpiji ukuran 3 Kilogram yang dianggap tidak tepat sasaran.
"Kami mendesak kepada pemerintahan Jokowi untuk menghapus tabung melon bersubsidi karena salah sasaran," kata Ketua Dewan Presidium Jari 98, Willy Prakarsa, di Jakarta, Kamis (11/2/2016).
Dikatakan Willy, negara saat ini menghadapi situasi krisis, dan di tengah kondisi perekonomian negara sedang carut-marut ini alangkah baiknya jika Presiden Jokowi mencabut subsidi gas melon tersebut, karena ia mensinyalir para tengkulak dan pemain pengoplos gas lah yang untung.
"Orang yang mampu aja malah beralih dan gunakan 3 Kg. Dan yang lebih meraup untung ya para pemain pengoplos gas. Jadi lebih bagus ya hapus saja," tuturnya.
Menurut hasil monitoring Jari 98 kata Willy, justru jutaan tabung gas 3 kg itu menjadi mainan para tengkulak yang cukup terorganisir dan kejahatan tersebut menjadi terstruktur dan massif.
Kata dia, daripada subsidi pemerintah ini terkesan mubazir maka ada baiknya anggaran tersebut di alokasikan untuk kepentingan lain yang lebih bermanfaat yakni fogging.
"Kasian masyarakat jika subsidi tabung melon 3 Kg salah sasaran, mending alihkan ke penyemprotan nyamuk. Banyak penyakit DBD sedang merajalela," tuturrnya.
Maka itu, lanjut Willy, pihaknya mendukung Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnivian beserta Jajaran untuk meringkus semua para tengkulak yang jelas-jelas telah merugikan hak rakyat.
"Mereka meraih untung miliaran rupiah, dari air mata rakyat menjadi mata air para sindikat tengkulak yang sudah terkoordinir dengan baik. Kami serukan kepada penegak hukum segera tangkap, adili dan kenakan pasal TPPU buat para tengkulak alias mafia pengoplosan tabung gas ukuran 3 kg. Presiden Jokowi harus tegas, cabut subsidi gas dan sikat mafia gas tersebut," tandasnya.