News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisruh PPP

Ulama PPP Dukung Muktamar Islah

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi simpatisan PPP.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  –  Ulama dan tokoh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari 34 provinsi mendukung pelaksanaan Muktamar Islah untuk penyelesaian konflik internal yang berlangsung selama setahun terakhir.

Dukungan tersebut disampaikan dalam surat rekomendasi yang ditujukan kepada Mahkamah Partai, pimpinan Majelis DPP PPP serta Menteri Hukum dan HAM.

Ketua Majelis Syariah DPW PPP Sulawesi Selatan KH. Fatahuddin Sukkara mengatakan, kondisi kepengurusan PPP saat ini kembali pada hasil Muktamar VII Bandung.

Hal itu menyusul dicabutnya SK Menkumham yang mengesahkan kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VIII Surabaya dan belum disahkannya kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VIII Jakarta.

“PPP Muktamar Jakarta tidak kunjung disahkan karena belum terpenuhinya persyaratan keabsahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” Kata Fatahuddin di Jakarta, Minggu (14/2/2016).

Menurut Fatahuddin, jalur hukum yang ditempuh ternyata tidak mampu menyelesaikan persoalan PPP. Padahal, partai berlambang kakbah itu akan dihadapkan pada agenda politik nasional dalam waktu dekat.

Agenda-agenda politik nasional dalam waktu segera antara lain, pilkada serentak 2017 dan verifikasi partai politik yang berturut-turut dimulai tahapannya pada pertengahan tahun 2016.

“Maka diperlukan solusi untuk mengakhiri dualisme kepemimpinan yang betul-betul mengganggu agenda politik amar ma'ruf nahi munkar PPP. Hanya Muktamar solusi terbaik untuk mengakhiri pertikaian internal,” terang dia.

Ketua Majelis Syariah DPW PPP Aceh Tgk Muhammad Yus menambahkan, pihaknya berkewajiban untuk mendamaikan sesame kader PPP yang bertikai. Menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan adalah pelaksanaan Muktamar VIII ataupun Muktamar Islah.

“Kami menyerukan dan mendukung segenap upaya mewujudkan Muktamar VIII PPP untuk islah,” terang mantan anggota DPR RI ini.

Agar tujuan Muktamar untuk islah bisa tercapai, maka perlu dilakukan dalam waktu secepat mungkin sesuai putusan Mahkamah Partai.

Selain itu, kepengurusan di tingkat DPW dan DPC harus dikembalikan pada situasi sebelum konflik, yakni sebelum terjadinya Muktamar Surabaya dan Muktamar Jakarta.

“Muktamar juga harus dilandasi semangat ukhuwwah islamiyyah dengan mengajak seluruh pihak yang bertikai,” terang Tgh. Nafsin Kholil, pengasuh Ponpes Nujmul Huda, Lombok Barat, NTB.

Sejumlah ulama dan tokoh PPP yang meminta pelaksanaan Muktamar Islah, antara lain; H. Ismail Laitupa (Maluku Utara), KH. Ahmad Bahtini (Kalimantan Selatan), KH. Nasiruddin, KH. Yahya (Jawa Timur), KH. Haris Shodaqoh, KH. Habib Ihsanudin, KH. Musyaffa, KH. Sufyan (Jawa Tengah), KH. Syukron Makmun, KH. Takiyudin Basri (Jawa Barat), KH. Suaedi, KH. Muhaimin (DKI Jakarta), KH. Samsudari (Sumatera Selatan), KH. Drs. Rizali M. Noor (Sulawesi Utara), KH. Ahmad Hijazi Jemain dan H. Zulyaden (Bangka Belitung), H. R. Rusdi Hassanusi (Maluku), A.M. Nasir (Kalimantan Barat), Zulhusni Domo (Riau), KH. Fatahuddin Sukkara (Sulawesi Selatan), KH. M. Anshori, Habib Nasir, H. Subhan, Asludin Arif, Ust. Ahmad Rosyid, Ahmad Rifai, H. Umar Usman, Ust. Syapriansyah, KH. Mulasin (Kaltim), Tgk Muhammad Yus, Tgk Arifin Mahmud, Tgk Syirajuddin Daod, Tgk Dahlan, Tgk Sahlan Ali, Tgk Hasbullah, Tgk Jamalul Hakim, Tgk Sabi Daud, Tgk Khairul Anhar, Tgk Asyari Mukhtar, Tgk Rasyidin Ahmad, H. Bambang Chairuddin (NAD), Muhammad Hafiz Ismail, KH Abdullah Harahap, Ust M. Basir Hasibuan (Sumatera Utara), Syafrizal S (Sumatera Barat), H. Ahars Sulaiman (Kepulauan Riau), KH. Zaharuddin (Jambi), H. Adnan Hamid, Rahmat Ramdhani (Bengkulu), H. Embay Mulya Syarif, KH. Abdul Ghfurrohiem, KH. Saifun Nawasi, KH. Haeroni, KH. Imanudin (Banten), Tgh Nafsin Kholil, Tgh Halilussabri, Tgh Muzhar Bukhori Muslim, Tgh Abdul Hakim (NTB), H. Moh Amin Tunru (Sulawesi Tengah), Kuswanto (Sulawesi Barat), H. Ridwan (Papua), Ismail Malasa (Kaltara), Erfan Effendi (Bali), KH. Ahmad Sanusi Ibrohim (Kalimantan Tengah) KH. Ihya Ulumuddin (Lampung), dan Ust Abd Azis (DIY).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini