TRIBUNNEWS.COM - Kisah cinta Megawati Soekarnoputri dengan Taufiq Kiemas terbilang unik. Nuansa politik kental terasa dalam kisah cinta keduanya.
Dalam buku berjudul "Pak Taufiq dan Bu Mega" yang ditulis Rahmat Sahid disebutkan, romantisme ala Mega dan Taufiq itu terjadi ketika Taufiq mengajak Mega makan di luar rumah.
Di tempat yang seharusnya menjadi tempat quality time mereka itulah, Taufiq menyampaikan unek-uneknya. Soal politik terutama.
"Kalau sudah bilang, 'Ma, ayo nanti kita makan', saya langsung telepon Pram (Pramono Anung). Saya tanya ke dia, 'Pram, bapakmu habis ngomong apa?'" ujar Mega dalam buku tersebut.
Tidak hanya ke Pram, Mega juga mengorek informasi soal apa yang akan dikatakan suaminya itu ke Tjahjo Kumolo.
Di tempat makan, suasana romantis terkadang bisa berubah menjadi canggung.
Sebab ada hal yang diungkap Taufiq tidak disetujui Megawati.
Sudah menjadi rahasia umum jika Taufiq dan Mega kerap berbeda pandangan tentang dinamika politik tanah air.
Terutama soal apakah PDI Perjuangan masuk ke dalam struktur pemerintahan atau tetap menjadi oposisi untuk menyeimbangkan pemerintah.
Jika sudah 'mentok', Taufiq terkadang 'ngambek' dan menyebut Mega sebagai seorang yang keras kepala.
Namun, perbedaan itu justru menjadi bumbu bagi keharmonisan keluarga mereka. (Fabian Januarius)