TRIBUNNEWS.COM - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) memanfaatkan momentum Milad mereka ke-52 lewat kegiatan yang melibatkan utusan pemuda dari berbagai negara.
Memontum Milad sekaligus kegiatan menyambut Muktamar ke XXII tersebut bertajuk International Youth Conference On Countering Terrorism, bertema "Policing Terrorism: A New Way Of Combating Extremism".
DPP IMM melalui Bidang Hubungan Luar Negeri mengabarkan, rangkaian acara tersebut akan digelar di Jakarta 13 Maret hingga 16 Maret mendatang.
Sedangkan Puncak Perayaan Milad IMM diagendakan pada 14 Maret bersamaan dengan pembukaan acara internasional tersebut.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP IMM, Ela Nofitasari, mengatakan, seminar dan konferensi internasional akan bertempat di Nusantara V, Kompleks Gedung MPR/DPR Senayan.
Ketua MPR akan menjadi pembicara utama dalam acara tersebut dan dilanjut dengan konferensi selama dua hari.
"Kami ingin menggagas sebuah solusi yang damai dalam memerangi terorisme dan kami menyebutnya sebagai jalan baru penanggulangan kasus teror. Banyak pemuda dari semua belahan dunia akan hadir dalam konferensi ini. Sejauh ini, dari data di panitia, sudah 52 negara akan mendelegasikan pemudanya,” kata Ela.
Acara ini juga akan dimeriahkan dengan pagelaran Budaya Nusantara dan Culture Peformance dari 52 negara.
Tokoh- tokoh nasional juga dijadwalkan akan hadir untuk mewarnai forum dan turut memberikan gagasannya.
Mereka antara lain KH.Hasyim Muzadi (Ketua PBNU 1992-2002), Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul, Mu’ti, Prof. Buya Syafi’I Ma’arif, Irjen Pol. Prof. Yanyan Muhammad Yani, Dr. M. Busyro Muqoddas. Komjen Pol Saud Usman Nasution, dan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari.
Juga ada nama politisi senior, Rachmawati Sukarno Putri selaku Pendiri Yayasan Universitas Bung Karno dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake, Jr serta para Duta Besar antara lain dari Austraia, Turki dan para tokoh muda dari berbagai negara.
Menurut Ela, pengalaman Indonesia dalam menangani tindak terorisme telah banyak mendapat pujian oleh masyarakat internasional, namun demikian banyak juga kritik yang dilontarkan oleh para tokoh nasional terhadap cara penanganan tersebut yang dirasa kurang efektif.
Bagi IMM, persoalan terorisme adalah kasus yang sangat sensitif yang dapat dengan mudah mengusik rasa kemanusiaan dan keadilan bagi setiap anak bangsa.
Terlebih bila penanganannya menggunakan kekerasan yang menimbulkan korban jiwa dan menimbulkan keresahan sosial yang amat luas.
Di sisi lain, kelompok teroris juga sering menampakkan cara-cara kekerasan sehingga memunculkan reaksi yang sama dari pihak aparat.
Ketua Umum DPP IMM, Beni Pramula, mengatakan, IMM ingin memberikan perspektif baru pada dunia, kesepahaman bersama dan mengajak untuk beritikad bersama.
"Bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin, agama yang damai untuk kehidupan berbangsa dan bernegara di belahan dunia manapun. Kami percaya bahwa setiap agama mengajarkan kebaikan. Kekerasan, terorisme, ancaman, radikalisme tidak dibenarkan oleh agama manapun," kata Beni, Selasa (8/3/2016).