TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Ketua Umum Golkar, Ade Komarudin tiba-tiba digoyang dengan isi laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
Ketua DPR yang lebih akrab disapa dengan nama Akom itu tercatat terakhir melaporkan LHKPN pada 2001. Hal ini oleh penggawa di tim sukses Akom, Bambang Soesatyo
Ia menegaskan, tudingan yang muncul itu tak lebih dari kampanye hitam. Menurutnya, sebenarnua sudah berkali-kali Akom diserang dengan kampanye hitam karena terus memanen dukungan di bursa calon ketua umum Golkar.
“Untuk yang kesekian kali Ketua DPR Ade Komarudin diserang kampanye hitam. Mulai dari isu perjanjian tidak akan maju sebagai calon ketua umum, gratifikasi pesawat pribadi hingga yg terakhir LHKPN. Modusnya pun sama,” ujar Bambang melalui layanan pesan singkat, Kamis (10/3/2016) .
Politikus yang lebih akrab disapa dengan nama Bamsoet itu mengaku sudah mengendus pihak-pihak yang menyerang Akom.
Menurutnya, kampanye hitam itu tak terlepas dari persaingan di bursa calon ketua umum Golkar.
“Saya menduga pelakunya adalah caketum (calon ketua umum, red) yang stres. Tidak siap menang, tidak siap kalah. Sehingga memakai cara-cara kotor,” tegasnya.
Bamsoet menegaskan, dirinya tahu persis anggota di Fraksi Partai Golkar yang belum menyerahkan LHKPN. “Pertanyaannya kenapa hanya Akom yang disebut-sebut?” tegasnya.
Karenanya Bamsoet pun meyakini ada calon ketua umum lain yang menyerang Akom dengan isu LHKPN. Padahal, soal LHKPN bisa dicek langsung ke KPK.
“Saya saja yang sudah serahkan LHKPN dibilang belum. Beginilah kalau ada caketum yang strss, nembak pakai peluru hampa,” Bambang menegaskan.