TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan menghadiri dies natalis XXIII Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) di Yogyakarta, Sabtu (19/3/2016).
Dalam kesempatan itu Ferry mengungkapkan jebolan STPN bisa langsung bisa terjun ke masyarakat. Diketahui STPN memiliki dua program studi Diploma I Bidang Studi Pengukuran dan Pemetaan dan Diploma IV Bidang Studi Pertanahan.
"Lulusan STPN kami akan kembangkan kurikulumnya, secara kelembagaan kami mau kembangkan, bukan lagi D IV, tapi Sarjana (S 1)," kata Ferry kepada wartawan.
Menurutnya, kemampuan dari pelajar STPN juga dikembangkan. Betugas sebagai surveyor atau juru ukur, lulusannya juga harus dibekali kemampuan berkomunikasi yang baik.
"Kurikulum yang mau dikembangkan juga akan kami kenalkan pola-pola komunikasi, pola mediasi pola service excellent, sehingga ketika hadir di masyarakat mereka lulusan siap pakai," kata Ferry.
Menurutnya skill berkomunikasi adalah kebutuhan melekat yang harus dimiliki. Hal ini juga untuk membekali mereka menuju jenjang karier kedepan.
"Bukan semata teknis petugas ukur atau juru ukur. Mungkin nanti pada waktu mereka bisa sampai (menjabat) kepala kantor itu menyangkut perluasan dimensi soal kebijakan. Bagaimana menghandel pengaduan, bagaimana service sengketa dengan komunikasi, mediasi bisa jadi berkembang," katanya.
Dirinya juga berharap STPN sebagai sekolah kedinasan meskipun dari aspek calon PNS tidak dapat diangkat langsung namun Kementerian ATR/BPN RI bertanggung jawab untuk mengembangkan profesi para lulusannya.
"Termasuk juga nantinya kalau ada rekrutmen kepegawaian," ujar Ferry.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan penempatan juru ukur tanah juga dibutuhkan guna mempercepat pelayanan masyarakat terkait persoalan pertanahan.
Ferry juga mempersilahkan kepada para lulusan STPN yang telah memiliki kontrak kerja dengan pihak lain untuk mengembangkan profesinya.