Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR Ade Komarudin menyampaikan duka cita kepada TNI dan keluarga korban yang gugur dalam peristiwa jatuhnya helikopter TNI di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (20/3/2016) sore.
"Ini pelajaran buat kita semua, untuk kesekian kalinya, memang setelah kita evaluasi berkali, sudah agak tua (alutsista)," kata Akom, panggilan akrab Ade Komarudin di Gedung DPR, Senin (21/3/2016).
Ia menuturkan evaluasi harus dilakukan karena belum adanya pengadaan alutsista terbaru. Peralatan yang ada saat ini, kata Akom, harus diverifikasi apakah masih layak atau tidak.
"Saya kira DPR bisa melakukan komunikasi dengan Kemenhan untuk mengatasi. Masalah ini untuk yang kesekian kalinya," tutur Politikus Golkar itu.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. Ia menyampaikan dukacita atas musibah yang terjadi. Fahri meminta TNI memberikan klarifikasi atas peristiwa tersebut.
TNI juga diminta melakukan investigasi secara menyeluruh mengenai penyebab jatuhnya helikopter itu. "Sebab jangan sampai kecelakaan oleh aparatur TNI itu merupakan bagian daripada suatu situasi yang di dalam infrastruktur militer kita ada masalah dan harus dibenahi secara mendasar," kata Politikus PKS itu.
Fahri mengatakan mekanisme pengawasan pesawat militer harus lebih ketat dibanding maskapai komersial. Sebab, jatuhnya pesawat militer berdampak pada citra keamanan suatu negara.
"Citra militer kita, di mata dunia internasional yang jatuh, dan sekaligus membuat citra kita sebagai bangsa, wibawa kita sebagai bangsa jatuh," imbuh Politikus PKS itu.