TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menduga adanya operasi intelejen dalam kasus pemecatan oleh PKS.
Ia menilai ada operasi dibalik keputusan DPP PKS tersebut.
"Ini dipersoalkan kedisiplinan, siapa yang bermasalah di belakang ini? Pelan-pelan ini mesti kita buka. Di belakang ini, ada operasi lain dari keputusan-keputusan DPP, yaitu operasi intelijen untuk menjadikan persoalan saya ini menjadi bias dan berkembang. Seolah-olah tindakan saya melawan, membawa isu ini ke publik," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Fahri memiliki alasan adanya operasi intelejen itu.
Contohnya, pesan singkat dari Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Juffri.
Ia melihat isi pesan singkat itu biasa.
Apalagi Salim Segaf menilai Fahri sebagai kader PKS terbaik.
Namun ternyata belakangan menjadi keputusan kalau dirinya melakukan tindakan kedisiplinan.
Fahri juga mempertanyakan soal dirinya yang disebut membocorkan kasus ini ke publik.
Padahal, dirinya juga melaporkan kader lain ke internal partai tapi tidak digubris.
"Seolah-olah ini adalah tindakan saya melawan, membawa isu ini ke publik. Padahal pembocoran dokumen mereka yang lakukan, termasuk yang terakhir. Siapa yang membocorkan dokumen? Tolong diperiksa. Saya sudah melaporkan Mardani dan Muzamil, karena mereka yang mengatakan yang kontroversial," kata Fahri.
Ia juga melihat pemecatan tersebut tidak rasional.
Fahri mengatakan tidak biasanya PKS ditekan.
Fahri pun melakukan perlawanan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.