TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi telah menyampaikan rasa simpatinya kepada Pemerintah Filipina, melalui Menteri Luar Negeri Filipina terkait gugurnya 18 tentara Filipina akibat baku tembak dengan kelompok Abu Sayyaf pada Sabtu, 9 April 2016 kemarin.
"Saya telah sampaikan keprihatinan, ucapan simpati dan dukacita kepada pemerintah Filipina melalui Menteri Luar Negeri Filipina," ujar Menlu Retno saat menggelar Press Briefing di Kemenlu, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Namun, Retno telah memastikan bahwa peristiwa baku tembak antara militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf di kawasan Basilan bukan merupakan operasi pembebasan sandera, diantaranya 10 ABK berwarganegara Indonesia.
"Dari informasi yang kami peroleh sejauh ini dengan berbagai pihak, termasuk informasi terakhir dengan otoritas di Filipina, 10 WNI tidak berada di wilayah Basilan. Kontak terakhir, saya lakukan pada pagi hari ini dengan Menlu Filipina pada pukul 08.41," ucap Retno.
Diketahui, terjadi kontak senjata selama 9 jam antara militer Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf pada hari Sabtu (9/4/2016) di pulau Basilan, Filipina.
Dari pertempuran tersebut, 18 prajurit Filipina tewas dan 53 lainnya mengalami luka-luka.
Sementara, dari pihak Abu Sayyaf hanya lima orang yang dinyatakan tewas.