News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Wacana Setor Rp 20 M, Sama Saja Caketum Disuruh Merampok dan Korupsi

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin (berpeci) bersama dengan politisi Partai Golkar lainnya, Bambang Soesatyo, MS Hidayat, dan Firman Soebagyo dalam sebuah jet pribadi. Foto ini diadukan oleh sebuah LSM yang melaporkan Ade atas dugaan gratifikasi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim sukses Ade Komarudin, Bambang Soesatyo berkomentar mengenai wacana setoran Rp 20 Miliar di Munaslub Golkar.

Terdapat wacana calon Ketua Umum Golkar menyetor dana Rp 20 Miliar untuk akomodasi peserta Munaslub.

Hal itu dilakukan untuk menghindari praktik politik uang.

Bambang menduga Panitia munas terinspirasi dan mau meniru HIPMI dan KADIN saat munas kemarin.

"Yakni, meminta kandidatnya menyumbang. Kalau dulu kami di HIPMI atau KADIN saat munas, memang para kandidat diminta partisipasi. Tapi walaupun kandidat HIPMI atau KADIN rata-rata pengusaha tajir. Tapi Jumlah sumbangan yang diwajibkan tidak se fantastis Golkar," kata Bambang melalui pesan singkat, Rabu (13/4/2016).

Bambang mengatakan sumbangan hanya berkisar Rp1-3 Miliar untuk biaya penyelenggaraan.

Tim Akom, kata Bambang, bukan melihat persoalan mampu atau tidak memenuhi ketentuan tersebut. Melainkan persoalan patut atau tidak.

"Kalau jumlahnya wajar dan tidak se-fantastis itu, kita dapat memakluminya. Tapi kalau benar sampai sebesar itu weleh...weleh... Para kandidat yang rata-rata anggota DPR, ada mantan anggota DPR dan Gubernur itu harus merampok kemana?" katanya.

Menurut Bambang, wacana tersebut merupakan kemunduran bagi partai sebesar Golkar.

Bila untuk menghindari money politic, Ketua Komisi III DPR itu menilai hal tersebut merupakan alasan yang mengada-ada.

"Tapi kalau alasan panitia butuh dana untuk penyelenggaraan, ya lebih baik berterus terang saja. Saya yakin para kandidat rela dan iklas patungan," ujarnya.

Ia menuturkan berdasarkan pengalaman kami Munas Bali tahun 2014 dengan 2000 kamar di sembilan hotel di Bali tidak sampai Rp.10 miliar.

"Sekali lagi, kalau kebijakan itu benar-benar dilksanakan, itu sama saja para calon atau kandidat di suruh merampok atau korupsi hehehe. Karena hampir seluruh calon adalah anggota DPR," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini