Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan keluarga, khususnya istri dan anak, dari pelenggara negara agar tidak banyak menuntut.
Menurut Lukman, perilaku korupsi kerap muncul karena ada tuntutan materi yang berlebihan dari keluarga.
Terlebih, sebut Lukman, bagi suami yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan lebih banyak menghabiskan waktu tidak bersama keluarga.
"Suami yang banyak habiskan waktu di luar. Ada perasaan bersalah. Maka pasti berupaya wujudkan keinginan istri dan anak," kata Lukman Hakim Saifuddin dalam diskusi "Mulai Jujur dari Sekarang" di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Sabtu (23/4/2016).
"Keluarga tidak menuntut hal material di luar kewajaran, itu sudah kontribusi yang baik sekali," tambahnya.
Karena itu, Lukman menyebutkan, peran perempuan dalam pencegahan korupsi sangat besar.
Sebagai pendamping kepala keluarga, jelas Lukman, perempuan dapat mengendalikan tuntutan dari anggota keluarga kepada suami sebagai kepala keluarga.
Dalam seminar yang dihadiri Dharma Wanita Persatuan se- Indonesia, Lukman juga menyebutkan, upaya pencegahan korupsi telah membuat perluasan peran perempuan dalam keluarga.
"Perempuan bukan semata ibu dari anak. Tapi pendamping untuk maknai dunia. Ibu yang pertama didik anak untuk bicara kejujuran," katanya.