News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sampoerna Schools System Bentuk Siswa Berkompetensi Analisa dan Berfikir Kritis

Penulis: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenny Soemawinata, CEO Putera Sampoerna Foundation, Marshall E. Schott, COO Sampoerna Schools System, Psikolog Ratih Ibrahim, serta Dr. Mustava Guvercin, Superintendent Sampoerna Academy menempelkan potongan puzzle secara simbolis untuk mengukuhkan komitmen Sampoerna Schools System dalam memberikan pendidikan berkualitas dengan memperkenalkan sistem pendidikan Amerika di Indonesia. Potongan puzzle berisi 4 kriteria dalam mengevaluasi pendidikan anak, yang terdiri dari Pengakuan Kualifikasi, Pembelajaran Kontekstual, Wawasan Global, dan Penguasaan Materi.

Kursi dan meja tidak disusun secara berderet dan kaku, melainkan dapat dipindahkan secara fleksibel sesuai kebutuhan belajar siswa.

Fleksibilitas juga tercermin dari peletakan papan tulis, dimana papan tulis tidak terpaku pada satu sisi ruangan, sehingga guru dan murid dapat secara leluasa menuangkan idenya di papan tulis yang tersebar di berbagai sudut ruangan.

Di Sampoerna Academy, belajar tidak hanya terbatas pada kelas. Belajar dapat terjadi setiap saat dan di banyak tempat.

Siswa didorong dan didukung untuk mengeksplorasi, menciptakan, dan mencari cara baru dalam memecahkan sebuah masalah guna membentuk problem solving skill sejak dini.

Sistem pembelajaran yang diterapkan di Sampoerna Schools System 

Selain itu, untuk memaksimalkan daya kreativitas anak, dinding ruang kelas didesain menarik dengan aneka ragam warna yang disesuaikan dengan usia anak didik.

Mengasah keterampilan berkomunikasi dan daya pikir kritis siswa, Samporna Academy juga menerapkan proses pembelajaran dengan pendekatan `student centre' dimana siswa merupakan pusat dari seluruh pembelajaran.

Siswa diajarkan untuk berani mempresentasikan suatu hal dalam kelompok, bercerita di depan kelas, serta didorong untuk dapat mengemukakan pendapatnya secara aktif.

Nenny Soemawinata meyakini, prediksi McKinsey Global Institute memprediksi bahwa 2030, Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-7 di dunia, melewati Jerman dan Inggris akan terwujud.

Prediksi ini hanya dapat terwujud apabila Indonesia memiliki 113 juta generasi muda dengan keterampilan dan kemampuan yang memadai.

"Kita berpartisipasi melalui jalur pendidikan mempersiapkan generasi berikutnya dengan keterampilan dan kemampuan menghadapi persaingan global," katanya.

Untuk itu, perlu alur pendidikan adalah serangkaian perjalanan pendidikan yang dibangun secara holistik, yang memastikan anak mendapatkan pendidikan berkualitas secara konsisten dan berkesinambungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini