News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

WNI Disandera Abu Sayyaf

Pramono Bantah Megawati: Yang Jelas Tidak Bayar

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri (kiri) didamping Sekjen PDIP Pramono Anung (kanan), menyampaikan keterangan kepada wartawan soal pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai (BLT), di Jakarta, Selasa (24/3/2009).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepuluh Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf, akhirnya dibebaskan oleh kelompok penyandera, tanpa penyerbuan yang dilakukan terhadap kelompok bersenjata tersebut.

Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri menyebutkan bahwa para sandera bisa dibebaskan karena tebusan yang diminta dibayarkan.

Pada acara diskusi yang digelar di salah satu hotel di Jakarta pagi ini, Senin (2/5/2016) Mega menyebut "Jelas saja sandera dilepas, wong dibayar, kok."

Namun Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, menegaskan bahwa para sandera bisa dibebaskan atas hasil diplomasi yang di koordinasikan oleh pemerintah.

Kata dia pemerintah tidak mengeluarkan uang sepesepun.

"Yang jelas tidak bayar," kata Pramono kepada wartawan di kantor Kementerian Kordinator Politik Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Jakarta Pusat.

Ia akui pemerintah menggandeng banyak pihak untuk mensukseskan pembebasan sepuluh sandera tersebut.

Walaupun demikian, tetap koordinasi dilakukan dengan dipimpin pemerintah.

"Pada intinya pembebasan sepuluh orang atas upaya diplomasi total dari pemerintah, Presiden dan pembantu Presiden, tapi memang juga keterlibatan para pihak lah di luar pemerintah," ujarnya.

Saat ditanya apa jasa orang-orang di luar pemerintah yang ikut membantu, Pram tidak menjelaskan.

Ia juga enggan menjelaskan kenapa akhirnya kelompok Abu Sayyaf mau membebaskan sandera.

"Itu rahasia perusahaan," ujar Pram dengan nada bercanda.

Namun faktor bahwa Indonesia dan para penyandera memiliki sejumlah kesamaan termasuk etnis dan agama, menurutnya hal tersebut sangat mempengaruhi kesuksesan diplomasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini