News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembunuhan

Anggota Komisi X Minta Pembunuhan Dosen UMSU Jangan Dianggap Kriminal Biasa

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana rumah duka dosen FKIP UMSU yang dibunuh mahasiswanya sendiri. Ratusan pelayat hadir di rumah duka Jl Desa Lama/Jl Besar Pancur Batu, Selasa (3/5/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR Reni Marlinawati mengaku terpukul dan berduka atas wafatnya Nurain Lubis, dosen UMSU.

Nurain diduga tewas di tangan mahasiswanya sendiri.

Apalagi, Nurain meninggal bertepatan dengan pelaksanaan hari pendidikan nasional (Hardiknas) di mana momentum tersebut untuk mengenang perjuangan pahlawan pendidikan di Indonesia Ki Hajar Dewantara.

"Sungguh peristiwa ini sangat menyesakkan dada," kata Reni melalui pesan singkat, Selasa (3/5/2016).

Reni mendorong aparat penegak hukum mengusut secara transparan dan akuntabel terhadap peristiwa tersebut.

Peristiwa ini juga harus menjadi peringatan keras bagi dunia pendidikan di Indonesia dan seluruh stakeholder tentang persoalan yang terjadi di dunia pendidikan.

Politikus PPP itupun meminta Menteri Ristek dan Dikti untuk memberi perhatian khusus terhadap perisitiwa tersebut untuk mengetahui persoalan tersebut secara komprehensif dan holistik.

"Peristiwa tersebut jangan dianggap sebagai tindakan kriminal biasa. Karena peristiwa itu terjadi di lingkungan kampus dan melibatkan mahasiswa yang memakan korban dosen. Harus ada langkah-langkah preventif sekaligus korektif paska peristiwa tersebut," katanya.

Di luar peristiwa tersebut kata Reni, semestinya pemerintah dan pengelola kampus secara umum harus menjadikan lingkungan kampus sebagi sarana pendidikan yang kondusif baik bagi mahasiswa, dosen maupun tenaga administrasi kampus.

Kampus semestinya steril dari hal-hal di luar wilayah akademik dan pengembangan nalar serta pengetahuan.

Ia mengingatkan faktanya kampus justru tidak steril dari urusan politik internal kampus mulai soal pemilihan rektor, dekan, ketua jurusan hingga senat mahasiswa.

"Dinamika yang wajar tidak ada soal. Yang menjadi soal, politik kampus telah menyita energi yang luar biasa bagi civitas akademika. Situasi ini semestinya menjadi catatan penting Kementerian Ristek Dikti dan para pengelola kampus," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini