News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Akbar Tandjung: Calon Ketum Golkar Berkantong Tipis Bakal Cepat Tersingkir

Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GOLKAR SEGERA MUNAS - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung bersama tokoh dan sesepuh Partai Golkar adakan jumpapers di Akbar Tandjung Intettute, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (29/12/2015). Tokoh dan senior Partai Golkar mendesak agar kedua kubu segera melakukan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar pada awal 2016. Hal itu untuk semakin hancurnya partai Golkar kerena dualisme pengurusan. Warta Kota/henry lopulalan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gagasan soal iuran Rp 1 miliar bagi setiap calon Ketua Umum DPP Golkar hanya memperburuk partai berlambang pohon beringin.

Mantan Ketua Umum DPP Golkar, Akbar Tanjung, menilai calon ketua umum yang berkantong tebal akan mudah melenggang maju karena mampu memenuhi iuran Rp 1 miliar, tapi berakibat tak baik bagi calon yang kere.

Wacana iuran Rp 1 miliar yang harus disetorkan tiap-tiap calon ketua umum pada Munaslub Partai Golkar mendatang pada gilirannya membuka konflik baru di internal kader.

"Untuk urusan yang berkaitan dengan kepemimpinan politik yang bermuara pada pengabdian bagi bangsa, negara dan rakyat, sebaiknya nuansa uang kita hindari," ujar Akbar di Akbar Tandjung Institute, Jakarta Selatan, Selasa (3/5/2016).

Akbar menambahkan, saat ini Golkar membutuhkan pemimpin yang mampu mengakhiri konflik, mengkonsolidasikan semua faksi yang ada dan mengembalikan kejayaan partai.

"Biasanya mereka datang dari latar belakang yang bukan orang yang mempunyai sumber daya yang besar," ujar Akbar kepada wartawan, di kantor Akbar Tanjung Institute, Jakarta Selatan, Selasa (3/5/2016).

Dengan kewajiban menyetor Rp 1 miliar, lanjut Akbar, maka kandidat ideal yang memiliki segala kriteria untuk memajukan partai namun tidak punya uang akan tersingkir dari bursa calon ketua umum.

Ia menolak gagasan panitia munaslub soal iuran dan seharusnya ada cara lain untuk menyelesaikan masalah pendanaan dan politik transaksional yang tak terhindarkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini