TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mempertanyakan jadwal Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar yang sering berubah-ubah sesuai dengan jadwal Presiden Joko Widodo.
Hal yang serba mendadak itu, kata Doli, pernah terjadi pada Munas 2014 di Bali.
Kepengurusan yang seharusnya habis pada 2015, justru dimajukan menjadi 2014.
"Ini seperti dejavu di masa kemarin. Sama persis, tahu-tahu saja menggelar Munas padahal di Rapimnas, kepengurusan sudah dikatakan sampai 2015," jelasnya di Kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (8/5/2016).
Dia mengatakan bahwa perubahan jadwal tersebut jangan sampai menjadikan kepentingan politik bagi calon tertentu.
Sama halnya seperti yang dilakukan oleh Aburizal Bakrie pada 2014 mendatang.
"Sekarang, ada menteri yang sudah menyebut Setya Novanto. Ini tidak baik, berarti jadwal Munaslub ini ada kepentingan politik tertentu," tambahnya.
Dia pun meminta kepada panitia Munaslub yang harus memberikan kejelasan secara logis mengenai majunya jadwal Munas.
Padahal, tahapan yang disusun oleh Steering Commitee (SC) sudah sangat ideal.
Diketahui bahwa jadwal Munaslub sebelumnya pada 7 Mei 2016, lalu diubah menjadi 27 Mei 2016, berubah kembali pada 23 Mei 2016, kemudian pada 17 Mei 2016, dan saat ini ditetapkan pada 15 Mei 2016.
"Dimana-mana kalau mengubah jadwal itu mundur, bukan maju. Ini kok malah maju? Harus segera dijawab oleh panitia," tegas Doli.