News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prahara Partai Golkar

Akbar Sarankan Jangan Rangkap Jabatan

Penulis: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua steering committee Munaslub Partai Golkar Nurdin Halid berbicara pada acara pengambilan nomor urut di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Sabtu (7/5/2016). Nomor urut tersebut akan digunakan oleh calon ketua umum pada saat pemilihan di acara Munaslub Partai Golkar di Bali pada 15 Mei mendatang. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tandjung mengaku pernah berbicara dengan Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR, Ade Komaruddin dan menyarankan untuk tidak maju sebagai ketua umum Partai Golkar dalam Munaslub di Bali, yang akan diselenggarakan tanggal 15 Mei 2016 nanti.

Alasan yang dikemukakan Akbar adalah keraguannya terhadap kondisi saat ini dimana seseorang mampu melaksanakan dua tugas penting sebagai ketua DPR dan ketua umum sekaligus.

“Saya pernah bicara dengan Ade terkait hal ini, apakah dia bisa sukses melaksanakan misi sebagai ketua umum yang adalah jabatan strategis dan pada saat yang sama dia memegang jabatan strategis lainnya sebagai ketua DPR?" ujar Akbar ketika dihubungi, Senin (9/5/2016).

Akbar mengatakan, publik juga berharap supaya Ade bisa fokus menjadi ketua DPR karena kemerosotan DPR saat ini. Ini tugas yang berat dan apakah mungkin bisa berhasil dan sukses?

"Dia bilang bisa dan akan turun ke daerah pada setiap Sabtu dan Minggu seperti saya dulu,” katanya.

Menurut Akbar situasi  dan kondisi saat ini bebeda dengan situasi dan kondisi saat dirinya menjadi ketua umum sekaligus ketua DPR.

Dirinya menjelaskan bahwa awalnya menjadi ketum Golkar baru menjadi ketua DPR dipilih oleh DPR melalui voting.

Saat itu bahkan PDIP pun karena kedekatan dan juga melihat pengalaman saya dalam mempertahankan Golkar ikut mendukungnya.

”Dulu saya sudah mampu melewati situasi yang amat berat, amat kritis dan menentukan keberlangsung hidup Golkar. Saat itu Golkar dihina, diminta dibubarkan dan terancam tidak bisa ikut pemilu. Kami mampu bertahan dan partai lolos dalam pemilu dan bahkan mendapatkan suara nomer dua terbanyak, PDIP dapat 150 kursi dan kami 120. Ini diluar dugaan banyak orang dan bahkan banyak pengamat yang ekstrem. Mereka mengatakan suara Golkar tidak akan mencapai 5 persen dan kami berhasil meraih lebih dari 20 persen. Situasi ini sekarang berbeda,” ujarnya.

Terkait dengan surat peryataan Ade Komaruddin sendiri dengan Ketua Umum Partai Golkar untuk tidak maju menjadi ketua umum Partai Golkar, Akbar mempersilahkan dewan etik untuk melakukan tugasnya.

Akbar sendiri nampaknya mendukung Airlangga Hartarto.

Menurutnya dalam debat para calon ketua umum itu saja, terlihat kemampuan dan wawasan Airlangga dan komitmennya untuk memberikan seluruh waktunya bagi Partai Golkar.

”Selain itu mungkin sudah saatnya Partai Golkar kembali dipimpin oleh orang Jawa,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini