TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Keluarga Nahkoda kapal TB Henry, Mohammad Arianto Misnan (23) atau yang akrab disapa Rian, korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf bersyukur Rian bisa kembali berkumpul bersama keluarga.
Meskipun malam ini Rian belum kembali ke rumah di Garuda 5, Rawalumbu, Bekasi Timur karena masih berada di perusahaanya, keluarga sudah bisa bernafas lega dan tidur nyenyak.
"Saya bersyukur adik saya (Rian) bisa bebas, kami sekeluarga akhirnya bisa tidur nyenyak, terutama ibu saya," tutur Indra, kakak dari Rian Jumat (13/5/2016) tengah malam.
Ditanya soal apakah saat bertemu Rian, Indra melihat ada perbedaan mencolok di diri adiknya, Indra menjawab adiknya semakin kurus.
"Rian kurusan, bagaimana tidak kurus dia makan sisa orang. Lalu makan lauknya bungkil kelapa. Makannya dengan kondisi satu tangan terborgol, kasian. Dia juga ngaku beberapa kali dibentak oleh kelompok penyandera," beber Indra.
Untuk diketahui, empat ABK TB Hendry termasuk Rian diculik dan disandera faksi kelompok Abu Sayyaf di perbatasan laut Filipina-Malaysia, sejak 15 april 2016 saat perjalanan dari Cebu, Filipina ke Tarakan, Kalimantan Utara.
Mereka berhasil dibebaskan pada Rabu (11/5/2016) setelah 28 hari disandera oleh kelompok bersenjata tersebut. Setibanya di Indonesia, empat ABK sempat dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk diperiksa kesehatannya.
Setelah dinyatakan sehat oleh pihak dokter, berlangsung acara penyerahan di Kemenlu yang diliputi rasa haru. Akhirnya, empat ABK bisa bertemu dengan keluarganya.