TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Setelah serah terima di kantor Kementerian Luar Negeri, Nahkoda kapal TB Henry, Mohammad Arianto Misnan (23) atau yang akrab disapa Rian, korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf tidak pulang ke rumahnya di Bekasi, Jawa Barat.
Pantauan Tribunnews.com, tengah malam pukul 24.00 WIB, keluarga Rian yakni ibunda dan kakak keduanya, Indra tampak kembali ke kediaman mereka di Garuda 5, Rawalumbu, Bekasi Timur.
Dalam rombongan itu, Rian tidak tampak kembali ke rumahnya. Saat dikonfirmasi ke Indra, ia membenarkan adiknya itu tidak ikut kembali ke rumah.
"Adik saya Rian tidak ikut kembali ke rumah, adik saya dengan tiga ABK lainnya masih di perusahaan (PT Global Trans Energy Internasional)," ucap Indra.
Indra menambahkan kemungkinan besok pagi, Sabtu (14/5/2016), barulah Rian kembali ke rumahnya dan berkumpul bersama keluarga yang sudah merindukan kepulangan Rian.
"Tadi saya ke Kemenlu, lalu kami ke Perusahaan dan ke tempat makan. Disana sempat kangen-kangenan, pelukan. Lalu Rian ke perusahaan lagi, sedangkan saya dan ibu kembali ke rumah," tutur Indra.
Kepulangan rombongan Indra pun sempat diketahui oleh para tetangga, mereka menanyakan apakah Rian sudah kembali atau belum. Tampaknya para tetangga juga ingin bertemu dengan Rian.
Indra pun dengan sabar menjawab pertanyaan beberapa tetangga yang datang ke rumahnya menanyakan keberadaan Rian.
"Rian belum ke rumah om, masih di perusahaan. Mungkin baru besok ke rumah," singkat Indra menjawab pertanyaan beberapa tetangganya.
Untuk diketahui, empat ABK TB Hendry termasuk Rian diculik dan disandera faksi kelompok Abu Sayyaf di perbatasan laut Filipina-Malaysia, sejak 15 april 2016 saat perjalanan dari Cebu, Filipina ke Tarakan, Kalimantan Utara.
Mereka berhasil dibebaskan pada Rabu (11/5/2016) setelah 28 hari disandera oleh kelompok bersenjata tersebut. Setibanya di Indonesia, empat ABK sempat dibawa ke RSPAD Gatot Subroto untuk diperiksa kesehatannya.
Setelah dinyatakan sehat oleh pihak dokter, berlangsung acara penyerahan di Kemenlu yang diliputi rasa haru. Akhirnya, empat ABK bisa bertemu dengan keluarganya.