Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil urin dan darah yang dilakukan laboratorium BNN terhadap Bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud hasilnya negatif.
Meski begitu, BNN terus melakukan pengusutan terhadap temuan sabu dan ekstasi yang ada di ruang kerja Dirwan saat digeledah BNN beberapa waktu lalu.
Sambil melakukan penyelidikan soal kepemilikan barang haram, BNN juga masih menunggu hasil dari sampel rambut yang akan diketahui dalam dua hingga tiga hari kedepan.
"Bupati Bengkulu Selatan terus kami membuktikan secara utuh, otentik dengan data-data bukan hanya saksi saja. Tapi juga pemeriksaan dan temuan barang bukti ditambah hasil laboratorium yang mendukung," tutur Kepala BNN, Komjen Budi Waseso, Senin (16/5/2016) di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur.
Jenderal bintang tiga ini melanjutkan apabila nanti hasil tes pada rambut sang bupati positif, pihaknya akan menghubungkan hasil positif itu dengan barang bukti yang ditemukan.
"Artinya kalau beliau nanti positif, kami hubungkan positifnya dengan temuan barang bukti disana. Ya berarti memang salah satunya beliau ya to," ujar Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Namun apabila hasilnya negatif, BNN akan tetap mencari asal usul sabu dan ekstasi tersebut, termasuk soal kepemilikan bagaimana bisa disimpan di ruang kerja bupati.
Mantan Kabareskrim ini menambahkan penyidiknya baik di BNN maupun BNNP akan profesional dalam menangani kasus tersebut.
Untuk diketahui, Dirman sudah menjalani pengambilan sampel darah dan rambut di Lab BNN pada Sabtu (14/5/2016) kemarin.
Ini dilakukan dalam rangka pendalaman temuan sabu dan ekstasi di ruang kerjanya beberapa hari lalu. Saat di Bengkulu, Dirman juga sudah menjalani tes urin yang hasilnya negatif.
Dibawanya sang bupati ke kantor BNN Pusat dikarenakan keinginan yang bersangkutan. Karena Dirman takut hasil tesnya dimanipulasi.
Sebelumnya, tim BNN Provinsi Bengkulu melakukan penggeledahan di ruang kerja Bupati Bengkulu Selatan, Dirwan Mahmud, pada Selasa (10/5/2016).
Penggeledahan dilakukan menyusul adanya informasi dari masyarakat bahwa sang bupati menggunakan narkoba di ruang kerja.
Hasil penggeledahan, petugas menemukan sejumlah narkoba jenis sabu dan pil ekstasi di selipan sofa, dalam kardus di lantai dan di dalam laci.
Dirwan Mahmud sendiri membantah dirinya sebagai pemilik barang haram tersebut maupun sebagai pengguna narkoba. Ia menduga dirinya sengaja dijebak difitnah.