TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah nama perwira tinggi kepolisian dikabarkan masuk dalam bursa calon Kabareskrim. Satu di antara yang disebut-sebut adalah Irjen Polisi Arman Depari.
Setidaknya, nama ini dianggap layak menjadi Kabareskrim Polri oleh Ketua Indonesia Narkotic Watch (INW) Josmar Naibaho.
Josmar merasa yakin, sebagai komandan Arman yang dikenal tegas sekaligus suka mengayomi, bisa mengawasi sekaligus memotivasi jajarannya, khususnya di lingkungan Reserse narkoba, agar bekerja lebih tulus.
"Jam terbang beliau, khususnya dalam pemberantasan narkoba cukup meyakinkan," kata Josmar.
Keyakinan yang sama juga dikatakan Edi Hasibuan. Mantan anggota Kompolnas yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (LEMKAPI), ini menilai, Arman cukup berpeluang dalam bursa tersebut.
Arman, kata dia, adalah jenderal bintang dua, satu di antara perwira tinggi Polri yang memiliki kariernya cukup gemilang.
"Arman memiliki karier gemilang di bidang Reserse," katanya.
Dunia Reserse, memang bukan hal asing bagi Arman Dapari. Sebagai catatan, Arman Dapari lulus Akademi Kepolisian pada 1985.
Perwira muda ini langsung menjabat sebagai Kasub Unit Pembunuhan dan Penculikan Ditserse Polda Metro Jaya.
Berada di unit itu mengharuskannya setiap hari berhadapan dengan para penjahat jalanan, penjahat kambuhan, dan residivis yang tak segan membunuh.
Ada sebuah prestasi yang ditorehkan Arman Depari saat berada di unit yang namanya cukup menyeramkan tersebut.
Arman dan jajarannya saat itu berhasil mengungkap tuntas kasus pembunuhan bos Irama Tara, Nyo Beng Seng, yang kala itu sempat menggegerkan 'dunia persilatan' Ibu kota.
Sepertinya, Dunia Reserse dianggap sesuai dengan talenta Arman. Jenjang karier Anak Berastagi ini tetap dipertahankan di jajaran Reserse dengan jabatan baru yang tak jauh berbeda dari sebelumnya, sebagai Kasub Unit Kejahatan Kekerasan.
Posisi ini membuat Arman pun harus bergerak semakin cepat memburu para bandit Ibukota.