TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Ketua RT 07/02 Jalan Taman Bendungan Jatiluhur 1, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Budi Ar Siregar mengatakan Royani tidak pernah menyebutkan pekerjaannya.
Sejak pindah ke lingkungannya lima tahun lalu, Royani tidak pernah menyebutkan sama sekali profesinya.
"Dia tidak pernah menyebutkan, saya saja tahu dari orang lain dan tetangganya," kata Budi.
Berdasarkan data warga yang dimilikinya, sebelum pindah Royani tinggal di Kelapa Dua Pos Pengumben, Jakarta Barat. Royani pindah ke Bendungan Hilir setelah menikah dengan Eni yang merupakan warganya.
"Pindah ke sini setelah menikah dengan warga sini," katanya.
Sementara itu berdasarkan penuturan warga bernama Sis, Royani pindah ke Bendungan Hilir setelah menikah dengan Eni yang berstatus janda. Di rumah tersebut Royani tinggal bersama Eni dan empat orang anaknya.
"Tinggal dengan empat anaknya, dua merupakan anaknya Eni dari pernikahan sebelumnya, dan dua lagi yang dibawa Royani," katanya kepada Tribunnews.
Menurutnya saban hari, Royani tampil biasa saja pergi kerja menggunakan motor Honda Beat. Hanya saja Royani tampil beda pada akhir pekan. Ia biasanya keluar rumah menggendari motor gede Harley Davidson.
"Kalo Senin sampai Jumat sih biasa saja, yang luar biasa itu kalau akhir pekan. Dia (Royani) biasanya pakai motor gede atau engga, bawa mobil," katanya.
Tetangga tidak menaruh curiga sedikit pun meski Royani memiliki Moge dan beberapa mobil meski berprofesi sebagai sopir. Lantaran menurutnya, Eni, Istri Royani merupakan keluarga berada. Rumah yang ditinggali Royani merupakan pembelian Eni. Untuk diketahui royani memiliki tiga mobil, antara lain Swift, Vios, dan Innova hitam.
"Saya engga curiga, karena istrinya orang berada. Saya kenal karena istrinya orang sini," paparnya.
Menurut Sis rumah Royani tergolong mewah. Barang barang di dalam rumah pun, buka barang murah. Mulai dari peralatan elektronik hingga furniture merupakan barang barang branded.
"Penataannya juga beda, kalangan menengah ke atas lah pokoknya," katanya.
Menurut Sis, rumah dua lantai yang ditinggali Royani bernila lebih dari 1 miliar. Romah tersebut memiliki luas kurang lebih 8X16 meter dengan harga per meternya antara Rp 30- 40 juta.
Baik Budi (ketua RT) maupun Sis berharap Royani cepat diketemukan. Meski saban hari berprilaku baik dan tidak berbuat ulah, Royani diduga mengetahui praktek suap.
"Kalau kasus korupsi saya paling benci, jadi kalau warga sini diduga terlibat ya sebaiknya cepat ketangkap," pungkas Sis.