TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Evita Nursanti mengatakan komisi I telah melakukan kunjungan kerja ke tiga daerah yaitu Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat.
Mereka mengecek informasi yang beredar di media dan adanya laporan masyarakat terkait terbengkalainya mobil-mobil yang seharusnya dimanfaatkan untuk program Mobil Penyedia Layanan Internet Kecamatan (MPLIK).
“ Karena adanya informasi yang kita baca di media juga karena kami menerima pengaduan, ada mobil-mobil MPLIK yang ditempatkan di sawah, kami pun mencari tahu. Temuan kami ternyata membuktikan bahwa unit mobil-mobil MPLIK itu tidak hanya terbengkalai di Kalimantan Barat seperti yang sempat ramai diberitakan tapi juga di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan,” ujar Evita ketika dihubungi, Selasa (1/6/2016).
Komisi I sendiri menurut Evita memandang penting kunjungan dan hasil temuannya itu.
Hal ini karena komisi I menurutnya mau melakukan pembenahan dan evaluasi program USO.
”Kami bertemu dengan pemda-pemda bagaimana sebaiknya program pusat ke daerah sebaiknya dilakukan dan sekaligus untuk tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hal ini demi memperbaiki program universal service obligation (USO),” ujarnya.
Komisi I dalam kunjungannya sudah bertemu dengan para kepala-kepala daerah dan juga kepala-kepala dinas kominfo di daerah dan mendapatkan banyak informasi tentang carut marutnya program PLIK dan MPLIK.
” Sekarang ini kami mau membicarakan dengan menteri kominfo terutama terkait mobil-mobil MPLIK tersebut akan dipergunakan untuk apa kedepannya karena sesuai kontrak, seharusnya mobil-mobil tersebut setelah 4 tahun harus menjadi milik pemerintah daerah setempat,” ujarnya.
Evita sendiri menyayangkan bahwa program yang sebenarnya sangat baik ini pada pelaksanaannya tidak dilakukan dengan perencanaan dan koordinasi yang baik antara pusat dan daerah.
“Sebenarnya proyek bagus,program bagus,perencanaan dan koordinasi tidak matang dan pengawasan lemah.Kedepan kita harapkan hal ini tidak terjadi lagi karena anggaran yang digunakan tidak sedikit,”ujarnya.
Evita sendiri melihat meski banyak mobil MPLIK terbengkalai di tengah sawah, masih lebih baik daripada program PLIK dimana semua peralatan yang dibeli sudah tidak ada jejaknya.
”Kalau program MPLIK kita masih melihat barangnya masih ada, tapi kalau yang PLIK semuanya sudah tidak ada lagi. Banyak yang sudah dipindahtangankan. Untuk program MPLIK Kalau mobilnya masih bagus dan peralasan masih ada, kita usulkan agar kendaraan ini dialokasikan dan dipakai untuk pengembangan UKM atau pertanian,” ujarnya.