TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein mengenai PKI memancing reaksi Anggota DPR.
Kivlan mengatakan PKI telah hidup kembali.
"Seharusnya Jenderal seperti Kiki dan Kivlan bersifat rasional harus membaca sejarah, PKI secara partai enggak ada secara ideologi sudah enggak laku," kata Wakil Ketua Fraksi PKB Maman Imanulhaq di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Ia mengingatkan Tiongkok yang komunis tetap berideologi kapitalis dalam sistem perdagangan. Ia pun meminta semua pihak tidak membangkitkan ketakutan akan komunis.
"Dengan memberikan hantu yang tidak ada. Kami yakin ketakutan yang disebar tanpa alasan menjadi bahan tertawaan, tetapi juga semacam gambaran kualitas orangtua kita," kata Anggota Komisi VIII DPR itu.
Apalagi, kata Maman, pemerintah sudah menetapkan 1 Juni sebagai hari kelahiran Pancasila. Menurut Maman, masyarakat seharusnya menakuti kelompok transnasional yang mengusung ideologi khilafah. Kemudian kelompok transaksional seperti penebar ketakutan dengan Syiah dan Syuni.
"Kita enggak perlu itu, kita ketakutan yang dibayar kelompok asing, untuk seolah hantu itu ada, padahal yang didepan mata ada, yang menghadirkan ketakutan Timur Tengah," imbuhnya.
Maman juga mengungkapkan masyarakat juga mewaspadai faktor kemiskinan serta ketidakmampuan negara melindungi kelompok minoritas serta timbulnya konflik agama.
Sebelumnya, Mayjend TNI (purn) Kivlan Zein mengungkapkan bahwa saat ini Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah berdiri dan siap untuk melakukan gerakan makar.
Para pendukung PKI, lanjut Kivlan juga diberikan dana sebesar Rp 15 juta untuk kegiatan mereka.
"Mereka sekarang sudah ancang-ancang. Saya dapat informasi dari orang PDIP dan pendukungnya mendapat Rp 15 juta," ujarnya di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Dia menjelaskan bahwa Partai Komunis Indonesia saat ini juga sudah merekrut anggota dewan yang berada di parlemen dan partai-partai yang lain.
Mereka juga sudah menyiapkan gerakan seperti tahun 1965 dengan dana yang cukup besar dan Kivlan mengingatkan pemerintah untuk tetap waspada.
"Pemerintah harus sediakan anggaran untuk perang. Mereka sudah ancang-ancang. Kita jangan sampai lengah," tegasnya.