Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI, Cecep Nurwendaya menyatakan bahwa dalam penelusurannya melalui data hisab yang dilakukan pihaknya, awal Ramadhan 1437 H akan jatuh, Senin (6/6/2016).
Dia menjelaskan hal itu berdasarkan pada hilal sudah terlihat di seluruh Indonesia dengan ketinggian 2,4 derajat hingga 4 derajat.
"Di Pelabuhan Ratu sudah 4,12 derajat, di beberapa wilayah lain itu rata-rata 3,9 derajat. Jadi hilal sebenarnya sudah terlihat di seluruh Indonesia," paparnya di Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (5/6/2016).
Cecep menjelaskan bahwa hasil dari pengamatan di Bogor, Cisarua selama 22 Mei hingga 26 Mei 2016 sudah dilakukan prediksi dalam ilmu astronomi disebut konjungsi, bahwa Ijtima akan terlihat pada pukul 10.00 WIB pada hari ini.
Hasil pengamatan ijtima ternyata benar terlihat di Indonesia Bagian Barat pada pukul 10.00 WIB, Indonesia bagian tengah pukul 11.00 WITA dan Indonesia timur pukul 12.00 WIT.
"Insya Allah apa yang saat ini sudah kami hasilkan, benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah," tegasnya.
Dengan munculnya hilal di titik 4 derajat 7 menit atau 4,12 derajat maka, Cecep dapat memastikan bahwa awal Ramadhan akan dimulai pada 6 Juni 2016 besok.
"Kami sudah menggunakan tahkim yang disepakati oleh keputusan tiga menteri dan standar perhitungan lainnya," jelas Cecep.
Tidak jauh beda dengan Arab Saudi
Anggota Tim Badan Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya menjelaskan bahwa perbedaan letak hilal antara Arab Saudi dengan Indonesia tidak terlalu berbeda jauh.
"Perbedaan posisi hilal dengan Arab berbeda tipis, mereka hanya terhalang ufuk bumi saja. Posisinya berada di 4,24 derajat dengan metode hisab yang sama. Hanya berbeda azimut 7,4 derajat saja," paparnya di Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (5/6/2016).
Bentuk hilal di Arab, lanjut Cecep lebih tebal dari Indonesia karena umur hilal jauh lebih panjang selama empat jam dibanding di Indonesia yakni 13 jam 1 menit 31 detik.
Selain itu, hilal di Arab Saudi yang harusnya lebih tinggi dari hilal di Indonesia, saat ini mengalami perubahan karena posisi bulan saat ini berada di lima derajat sebelah selatan Matahari.
"Matahari dan Bulan saat ini membentuk kurva landai karena berada di eclipse yang sama namun tidak membentuk gerhana," tambahnya.
Hasil hisab tersebut juga berlaku di Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura dengan perbandingan posisi Hilal yang tidak jauh berbeda.