Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, Cecep Nurwendaya menjelaskan bahwa perbedaan penentuan awal bulan Syawal diperkirakan akan terjadi pada 2023.
Hal itu dikarenakan pada tahun tersebut, posisi bulan pada saat menentukan Hari Raya Idul Fitri akan dipandang berbeda seperti halnya pada 2011.
"Paling rawan ribut-ribut ini sebenarnya tahun 2023 seperti 2011. Apalagi kalau ada yang panas-panasin," ujarnya di Kementerian Agama, Jakarta, Minggu (5/6/2016).
Hal itu dijelaskan Cecep atas dasar masukan dari berbagai Organisasi Keislaman yang mengharapkan agar perhitungan hisab dan rukyat tidak berbeda antara satu ormas dengan ormas lainnya.
Perbedaan tersebut, dikhawatirkan dapat memecah belah umat Islam di Indonesia yang menjalankan ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
"Insya Allah untuk tahun ini tidak ada perbedaan dan saya harap akan terus ada kesepakatan antara pemerintah serta ormas-ormas Islam yang ada," jelas Cecep.