News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Soal PLTU Batang, Jokowi Sempat Tagih PM Jepang

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maket PLTU Batang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan dirinya sempat menagih rencana pembangunan PLTU Batang kepada Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Jepang.

"Sekarang saya gantian tanya ke Perdana Menteri Shinzo Abe, Financial Closingnya kapan," ujar Presiden saat memberikan pernyataannya usai penandatanganan proyek strategis di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Sebelum menanyakan hal tersebut, PM Abe menanyakan kelanjutan proyek yang sempat tersendat tersebut kepada Presiden Jokowi.

"Waktu saya bertemu dengan PM Abe, saya tanyakan juga karena PM menanyakan ke saya bagaimana PLTU Batang," kata Presiden.

Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa Pemerintah berusaha secepat mungkin untuk merealisasikan proyek Public Private Partnership pertama tersebut kurang lebih 6 bulan.

Namun nyatanya, waktu 6 bulan tersebut masih kurang untuk persoalan pembebasan lahan, sehingga perlu ditambah waktunya lagi sampai 6 bulan kedepan.

Presiden menegaskan bahwa banyak persoalan, meski kecil namun menyulitkan pelaksanaan proyek pemerintah, sehingga perlu keseriusan untuk menuntaskan persoalan di lapangan tersebut.

"Financial closing sudah diserahkan, artinya proyek ini berjalan meski sedikit terlambat dari janji saya. Mundur sedikit. Tapi memang problem di lapangan bukan masalah yang remeh dan kecil. Kalau saya ceritakan, sehari enggak akan selesai. Rumit," kata Presiden.

Diketahui, Menko Perekonomian Darmin menjelaskan bahwa proyek ini merupakan kerjasama Pemerintah dan badan usaha di sektor ketenagalistrikan pertama di Indonesia, dengan total investasi sebesar USD4,2 miliar.

"Proyek ini memiliki nilai signifikan yang besar untuk Indonesia, karena merupakan proyek KPPU Listrik terbesar di Asia, dengan kapasitas 2X1.000MW yang menggunakan teknologi ultrasuper critical yang lebih efisien. Merupakan proyek KPPU kelistrikan pertama yang mencapai financial close," kata Darmin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini