TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Praktisi hukum Andi Syafrani menyarankan agar Presiden Joko Widodo hanya serahkan satu nama Calon Kapolri saja untuk menggantikan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti.
"Lebih baik kasih satu nama sehingga tidak ada pilihan lain," ujar Andi dalam diskusi Perspektif Indonesia terkait Calon Kapolri yang digelar oleh Smart FM bersama populi Center di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (11/6/2016).
Andi mengatakan, siasat tersebut diperlukan untuk menghindari adanya upaya politisasi di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat.
Jika hanya satu, tentu upaya tersebut sulit terjadi.
"Presiden kirim nama, DPR wajib beri persetujuan, itu diberi waktu 20 hari. Ujungnya tetap di tangan Presiden. Itu siasat Presiden untuk turunkan tingkat politisasi," kata Andi.
Selain itu, Andi mengatakan, alasan mengapa ia menyarankan sebaiknya satu nama saja untuk menghindari adanya rivalitas di kalangan jenderal bintang tiga internal Polri.
"Ketika diajukan lebih dari satu nama, maka akan memunculkan rivalitas di internal Polri. Ini buat tingkat profesionalitas mereka bermasalah," kata Andi.