News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2016

Harga Daging Sapi Masih Tinggi, Tim Pangan Bareskrim Agar Intensif Gelar Razia

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPR Komisi IV Viva Yoga Mauladi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IV DPR Viva Yoga Mauladi meminta Tim Pangan Bareskrim Mabes Polri melakukan razia harga-harga kebutuhan pokok diseluruh wilayah Indonesia.

Sebab, harga kebutuhan pokok khususnya daging sapi masih mengalami kenaikan hingga Rp120ribu per kilogram.

Hal tersebut dinilai akan semakin membebani masyarakat yang merayakan lebaran. 

Viva mengingatkan  Tim Pangan Bareskrim Mabes Polri, yang dibentuk sesuai Undang-undang (UU) No 18 tahun 2012 tentang Pangan pasal 43.

Disebutkan jika ada orang/ kelompok yang dengan sengaja melakukan penimbunan barang pangan dengan harapan jika terjadi kenaikan harga akan dilepas ke pasar untuk mencari keuntungan, maka itu merupakan melakukan  tindak pidana dengan sanksi dihukum 7 tahun dan denda 100 miliar.

"Jika ada pengusaha yang melakukan kartel, ya ditangkap. Jangan sampai pemerintah cenderung menyalahkan dunia usaha dan dengan gampang melontarkan ada kartel/mafia daging. Ini kondisi yang tidak baik bagi dunia usaha. Caranya harus melakukan razia secara besar-besaran mulai dari pusah hingga seluruh wilayah Indonesia," kata Viva kepada wartawan, Sabtu (18/6/2016).

Politikus PAN itu menegaskan, harga daging sapi harus dikendalikan oleh pemerintah.

Kalau harga naik dan tinggi Rp 120 ribu/kg, hal itu membebani masyarakat selaku konsumen.

Tapi, belum tentu peternak dapat untung. Hal itu disebabkan tata niaga daging masih 'high cost'.

"Komisi IV DPR setuju jika pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan operasi dan pemantauan setiap hari persoalan harga pangan, bukan hanya sapi, tetapi juga minyak goreng, beras, bawang merah, cabe rawit dan lainnya," kata Viva Yoga.

Ia mengatakan kedepannya baik  seluruh elemen harus merubah paradigma pembangunan pertanian.

"Jangan seperti sekarang ini. Tanah luas, subur, iklim tropis, masak harus menjadi negara importir ? Sayang disayangkan," ujar Viva.

Bila harga belum juga turun atau ada kenaikan harga, kata Viva, yang harus diselidiki adalah, pertama, stok atau pasokan daging dan besarnya volume konsumen.

"Jika stok daging kurang, maka harga pasti naik. Begitu juga sebaliknya," kata Viva Yoga.

Kedua, lanjutnya, bagaimana jalur distribusi dan tata niaganya, apakah ada kelainan atau gangguan daan yang terakhir yakni, jika stok cukup dan jalur distribusi tidak ada gangguan maka perlu diselidiki apakah ada penimbunan atau potensi kartel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini