TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN- Tangis haru bercampur bahagia mewarnai keluarga Heni Setiawati (39) di Jalan KH Kasan Besari, Kauman, Ponorogo, Jawa Timur.
Heni dan suaminya Suryo Sungkowo (52) tidak menyangka jika putra sulungnya, Surya Panaragan, diterima kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tanpa dipungut biaya hingga lulus kuliah.
"Suami saya menjadi buruh bangunan dan merantau berpindah tempat. Ya, dari satu kota ke kota lain," ujar Heni melalui keterangan pers dari Humas UGM.
Heni menuturkan, setiap tiga bulan sekali suaminya pulang untuk berkumpul dengan keluarga. Uang yang dibawa pulang, hasil dari menjadi buruh bangunan, sangatlah pas-pasan.
"Jadi agar cukup, saya juga jualan pakaian secara berkeliling di sekitar kampung," ujarnya.
Sebelum tahun 2002, ia dan suami beserta anaknya hidup tidak menetap. Mereka selalu berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lai.
Kini Heni dan Suryo beserta ketiga anaknya tinggal menumpang di sebuah rumah milik sang kakak di Ponorogo. "Kami tinggal disini sejak 2002," ucapnya.
Kendati hidup dalam segala keterbatasan, Heni bersyukur memiliki tiga anak laki-laki penurut dan mengerti kondisi keluarga.
Surya selama ini giat belajar untuk mencapai cita-citanya agar bisa kuliah di perguruan tinggi negeri.
Kegigihan dan tekad keras Surya inilah yang membuat orangtuanya semakin tegar dan berusaha untuk mewujudkan keinginan si sulung.
Heni mengakui bahwa awalnya ia sempat merasa gamang tidak bisa memenuhi keinginan buah hatinya. Ia menyadari bahwa biaya kuliah mahal, sementara kondisi perekonomian keluarga serba pas-pasan.
Kegamangan tersebut sirna setelah mendapat kabar anaknya diterima kuliah di universitas negeri tertua di Indonesia, UGM, melalui jalur beasiswa Bidikmisi. Bahkan, tanpa dipungut biaya hingga lulus kuliah.
"Saya ikut senang, cita-cita anak untuk bisa kuliah bisa terwujud,” kata Heni.
Bagi Heni, tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anaknya meraih mimpi menjalani pendidikan dengan baik.
Kini Heni dan suaminya masih mencari solusi terbaik untuk kehidupan putranya di Yogyakarta. Sebab, biaya indekos juga mahal.
Heni menuturkan, sejak kecil Surya ingin kuliah. Namun, dia tidak pernah memaksakan karena mengerti kondisi keluarga dan masih memiliki adik.
Kondisi itu menjadi pelecut semangat Surya untuk meraih prestasi. Selama sekolah, nilai akademisnya berada di atas rata-rata.
Saat menempuh studi di SMA Negeri 1 Ponorogo, Surya juga mendapatkan beasiswa selama 3 tahun.
"Selalu dapat beasiswa. Pernah juara dalam Porprov basket Jawa Timur juga," kata Heni.
Sementara itu, Surya mengaku bersyukur bisa diterima kuliah di Program Studi Manajemen Sumber Daya Perikanan UGM. Apa yang dicapainya saat ini tidak lepas dari dukungan keluarga dan restu kedua orangtuanya.
Bagi Surya, keterbatasan ekonomi bukan menjadi penghalang untuk dapat meraih kesuksesan dan meraih masa depan yang lebih baik.
"Menjalani hidup dengan keyakinan. Dengan terus berusaha dan tidak mudah putus asa pasti bisa meraih masa depan yang lebih baik," kata pemuda tersebut.
Surya berharap bahwa kuliah bisa mewujudkan kehidupan keluarga yang lebih baik. Ia ingin membahagiakan orangtua dan adik-adiknya.
"Saya juga penginnya bisa ikut berperan mendorong pengelolaan perikanan di Indonesia, Potensi perikanan di Indoensia ini sangat besar, tapi pemanfaatannya belum dilakukan secara maksimal," kata Surya.
Penulis: Wijaya Kusuma