TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak orang tua memasukan putra-putrinya ke sekolah dengan harapan putra-putrinya tersebut mendapatkan pembinaan akhlak mulia serta terbiasa berprilaku dengan sifat terpuji.
Dalam proses pembinaan akhlak mulia perlu diperhatikan karakteristik kepribadian siswa itu sendiri sebagai subjek yang akan dibina.
"Ini dilakukan untuk mempermudah memilih dan menentukan strategi pembinaan akhlak mulia yang harus diterapkan," kata pendiri Yayasan Laena International College (YLIC) Ir HM Idris Laena di sela-sela open house dan Halal bi Halal keluarga besar Alexandria Islamic School.
Dikatakan anggota DPR dari Golkar ini, memahami karakteristik kepribadian siswa memegang peranan penting dalam proses pembinaan akhlak mulia.
"Ini dilakukan agar nilai-nilai akhlak mulia yang diajarkan dapat terinternalisasi dan terwujud dalam tindakan nyata siswa, bukan hanya sebatas teori," katanya.
Sementara staf pengajar di sekolah harus berupaya mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk mendukung proses pembinaan akhlak siswa.
"Caranya menciptakan hubungan yang harmonis antara siswa, staf pengajar serta semua warga sekolah sebagai satu kesatuan yang saling mendukung untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Ditambahkannya, Alexandria Islamic School sebagai lembaga pendidikan berstandard internasional mampu mencetak manusia yang berakhlak mulia sesuai dengan tujuan pembinaan itu sendiri yaitu memanusiakan manusia.
"Selain mengasah intelektual, terhadap siswa-siswi Alexandria juga dilakukan pembinaan akhlak mulia serta dilatih dan diarahkan serta dibimbing kearah perkembangan yang positif," katanya.