TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapten CPN Titus Benekditus Sinaga, pilot helikopter Belt TNI Angkatan Darat yang jatuh di Dusun Kowang RT/RW 01/01 Desa Taman Martani, Kalasan Sleman, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2016) lalu, akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Hardjolukito Yogyakarta, Jumat (15/7/2016).
Berdasarkan informasi yang berhasil dikumpulkan Tribunnews.com, Kapten Titus menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 13.15 WIB.
Sejak kejadian jatuhnya Helikopter, Kapten Titus dirawat intensif di ruang ICU Rumah Sakit Hardjolukito Yogyakarta.
Mendiang menderita luka parah di bagian kepala dan mengalami patah tulang punggung.
Kapten Titus meninggalkan seorang isteri bernama Putri Yosefa dan seorang anak laki-laki yang masih balita.
Halaman facebook mendiang pun ramai ucapan turut berdukacita dari teman dan handau taulan almarhum.
"Sedih dan Haru,,,atas meninggalnya teman seperjuangan, Sang Chopper Heli TNI AU, Rest in Peace my bro Kapten Titus Benediktus, atau dipanggil Titus Sinaga, akhirnya pergi juga ke pangkuan Bapa! Selamat Jalan Sahabat, Semoga Engkau berbahagia di Surga! #SeminariSacerdosProbatorium2001," demikain tulis temannya mantan SMA Seminari Menengah P Siantar, Rudy Bono Purba di dinding FB almarhum, Titus Sinaga.
"Selamat jalan bang, netes air mata dengar'a pas liburan ke medan kemaren masih ngabar2'i
Damailah di sisi Bapa di Surga. Tabah untuk istri dan keluarga yang ditinggal," ucap Mey Sipayung.
Anak Terus Nangis
Kapten CPN Titus Benediktus Sinaga, korban helikopter yang jatuh di Kalasan, dikenal ramah oleh tetangganya di perumahan Pratama Green Residence, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
"Kapten Titus juga aktif dalam kegiatan masyarakat di Kampung. Ia juga dipilih sebagai koordinator keamanan di kampung ini. Kapten Titus sudah seperti saudara sendiri," ujar Sumantri (56), tetangga Kapten CPN Titus Benediktus Sinaga kepada Tribun Jateng, Sabtu (9/7/2016).
Saat itu rumah Kapten Titus tampang kosong.
Ia menuturkan Titus berangkat setelah salat Id, Rabu (6/7/2016) pukul 10.00.
Setelah itu, kata Man, sapaan akrabnya, sempat mengirim makanan dan makan bersama dengan Titus.
"Sebelum berangkat ke Solo, Kapten Titus bilang wah ada makanan, mau ke Solo jadi saya tidak kelaparan," ujarnya menirukan omongan Kapten Titus.
Sumantri menuturkan istrinya mengaku tidak mengalami firasat apapun saat ditinggal dinas oleh Kapten Titus.
Namun, lanjut dia, anaknya yang masih berusia 1 tahun, Benatius Sinaga, terus menangis.
"Anaknya menangis terus, mungkin firasatnya," katanya.