News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

DPR Pertanyakan Swasembada Sapi

Penulis: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sulaiman Hamzah, Anggota Komisi IV DPR RI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Anggota Komisi IV DPR RI Sulaiman Hamzah mengakui bahwa persoalan daging sapi dan pertanian di Indonesia masih bermasalah.

Swasembaga sapi menemui kendala dimana pemerintah gagal menciptakan wilayah-wilayah di luar pulau jawa sebagai sentra pengembangan.

"Semestinya wilayah seperti Sulawesi dengan kondisi geografis yang landai dan terdapat banyak savana bisa menjadi sentra sapi," kata Sulaeman L Hamzah, Anggota Komisi IV DPR RI, dalam rilisnya, Sabtu.

Namun demikian, katanya keseriusan pemerintah masih dipertanyakan hingga kini. Padahal pasar daging sapi sangat besar.

Mengacu pada data pemerintah untuk 2016, kebutuhan daging sapi nasional setahun mencapai 674,69 ribu ton atau setara dengan 3,9 juta ekor sapi.

Di sisi lain, produksi sapi lokal siap potong selama setahun diperkirakan hanya 2,5 juta ekor.

Terdapat ketimpangan yang serius sehingga permintaan pasar terhadap daging sapi yang tak terpenuhi berdampak pada kenaikan harga sapi.

Swasembada daging sapi menurut Sulaiman menghadapi beberapa persoalan, satu diantaranya adalah penyakit keguguran janin sapi (Brucellosis).

Di beberapa daerah penghasil sapi seperti Kendari dan Sulawesi Selatan kerap ditemukan Brucellosis yang menyerang ratusan bahkan ribuan sapi.

Alhasil indukan yang seharusnya produktif melahirkan bibit sapi malah mengalami keguguran pada kehamilan 5-8 bulan.

“Brucellosis masih menjadi momok di beberapa tempat. Seharusnya memang pemerintah memerangi penyakit keguguran tersebut kalau memang menargetkan swasembada. Tanpa dibasmi, mustahil bisa mencapai target,” ujarnya.

Ia berharap swasembada bisa terlaksana dalam waktu dekat.

Meski dianggap mustahil namun jika pemerintah berhasil melipatgandakan produksi daging sapi di dalam negeri, target pemerintah dalam menekan harga daging bisa terwujud.

Kuncinya pemerintah mau untuk mengembangkan varian sapi lokal yakni sapi Bali dan NTB.

Kedua varian sapi tersebut dianggapnya paling ideal untuk kondisi geografis Indonesia.

Selain tahan penyakit, Sapi Bali dan NTB dinilai cocok untuk konsumen Indonesia dibanding sapi impor yang mengandung banyak lemak. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini