News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Memburu Jaringan Teroris Santoso

Aparat Diminta Waspadai Serangan Balik Jaringan Teroris Santoso

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim Gabungan dalam operasi pencarian jaringan teroris di Poso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) memuji kinerja aparat keamanan TNI-Polri dalam melumpuhkan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan gembong teroris paling dicari Santoso.

Dari kasus Santoso ini terlihat adanya soliditas antara TNI dan Polri dalam melakukan kerjasama.

Meski sesungguhnya TNI-Polri tergolong terlalu lama untuk melumpuhkan Santoso, yakni lebih dari 8 bulan.

Dengan tewasnya Santoso, apakah aksi terorisme di Indonesia akan berakhir?

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, jawabannya pasti tidak.

Malah kata Neta, yang dikhawatirkan justru adanya serangan balasan dari antek-antek dan jaringan Santoso.

"Di Poso sendiri, Santoso sudah membangun kader. Salah satu kadernya adalah Ali Kolara yang berpotensi menggantikan posisi santoso," ujar Neta kepada Tribunnews.com, Selasa (19/7/2016).

Kelompok Santoso sendiri, imbuhnya, adalah satu dari 9 kelompok radikal yang masih tumbuh subur di Indonesia yang sangat berpotensi melahirkan para teroris.

Walau Santoso sudah tewas pengejaran polri terhadap teroris di Indonesia belum akan berhenti.

Sebab kelompok Solo masih terlihat sangat agresif.

"Setidaknya ini terlihat dalam aksi bom bunuh diri di Polresta Solo akhir Ramadan lalu," katanya.

Potensi teroris ini makin mengkhawatirkan tatkala beredar kabar masuknya dana setara Rp 20 miliar dari Suriah ke Jogjakarta yang diduga untuk kelompok teroris.

"Artinya Kapolri baru Jenderal Tito Karnavian masih harus melakukan kerja keras untuk menekan aksi-aksi terorisme di Indonesia," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini