Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama lima hari berada di RS Bhayangkara, istri kedua almarhum Santoso, Jumiatun (22) alias Umi Delima belum mendapatkan kunjungan dari keluarga.
"Sampai saat ini keluarganya yang di NTB belum ada yang datang membesuk," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) AKBP Hari Suprapto saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (27/7/2016).
Hari mengatakan nantinya setelah Delima benar-benar pulih dan diperiksa intensif, barulah pihak keluarga bisa menemui Delima.
Karena Delima kooperatif dan tidak melakukan perlawanan, maka pihaknya pasti akan memberikan waktu agar Delima bisa berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan keluarganya.
"Nanti kalau seluruh rangkaiannya sudah selesai, pasti kami fasilitasi untuk bertemu keluarga," tambahnya.
Setelah ditangkap pada Sabtu (23/7/2016) lalu tanpa perlawanan di Tambarana, kini perempuan kelahiran Bima Nusa Tenggara Timur itu dirawat intensif di RS Bhayangkara, Palu.
Jika kesehatan sudah pulih, Delima akan diperiksa terkait keterlibatannya dalam jaringan terorisme.
Apabila dalam pemeriksaan Delima terbukti terlibat dalam aksi teror, maka Delima akan diterbangkan ke Jakarta dan ditangani oleh Densus 88.
Hingga kini Satgas Tinombala terus melakukan pengejaran pada 18 DPO anak buah Santoso yang berada di pegunungan Poso, termasuk Basri, sang istri serta Ali Kalora.
Selain melakukan pengejaran, kepolisian juga persuasif mengimbau para DPO segara turun gunung, menyerahkan diri untuk diproses hukum.