"Saya masuk ke lorong itu, kemudian ruangannya belok kiri. Dan ruangannya (disekat) setengah kaca," ungkapnya.
Di ruangan itu, Haris dipertemukan dengan Yusman, terpidana kasus pembunuhan berencana bos PT Sanex Jhon Kei, dan Freddy Budiman secara bergantian.
Pertemuan Haris dan Freddy dikarenakan permintaan Freddy sendiri sebagaimana disampaikannya kepad Suster Yani.
Haris pun masih ingat, siapa saja orang-orang yang menjadi saksi pertemuan dan obrolannya dengan Freddy Budiman.
Mereka adalah, John Kei, Suster Yani, Andreas dan Liberty Sitinjak selaku pimpinan lapas.
Bahkan, Sitinjak sendiri yang mengawal para napi tersebut saat memasuki ruang pertemuan.
"Ada Pak Sitinjak di situ nengawasi," tandasnya.
"Saat itu Freddy pakai baju tahanan. Saya jadi ingat karena sempat lihat gaya baju dia di tv kalau pakai baju tahanannya suka dibuka kancingnya. Karena saat ketemu begitu juga, saya lihat ternyata karena perutnya gede banget. Makanya nggak bisa dikancing bajunya. Waktu itu, rambutnya masih hitam, belum diwarnai," sambungnya.
Haris mengaku mengobrol dengan Freddy di ruangan itu hampir dua jam pada saat hari menjelang siang kala itu. Saat itu, Freddy mengaku hendak mengungkapkan tentang apa yang dialaminya.
"Saya juga kaget ternyata di ruangan itu dipertemukan dengan Freddy Budiman dan Jhon Kei," jelasnya.
Menurut Haris, Freddy mengawali pertemuan dengan pernyataan, "Pak Haris, saya bukan orang yang takut mati. Saya siap menerima risiko dihukum mati karena kejahatan saya. Saya juga kecewa dengan para pejabat dan penegak hukumnya. Karena ini yang dihukum turut serta dengan saya justru si sopir kontainer atau prajurit TNI anggota bawah." (tribunnews/abdul qodir)