TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri merespon soal Pemerintah Turki yang menyebut ada 9 lembaga pendidikan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia terkait dengan Organisasi Teroris Fethullah (FETO).
"Soal itu kerjasama dengan Kemendikbud dan Kemenlu dulu. Kami verifikasi dulu masalahnya bagaimana," ucap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar, Sabtu (30/7/2016).
Boy menegaskan informasi tersebut berasal dari luar negeri sehingga Polri akan lebih dulu mematangkan informasi tersebut.
Menurut Boy, seluruh informasi yang masuk harus dimatangkan dulu kebenarannya, tidak bisa langsung ditindak.
"Kami tidak bisa main dapat info langsung bertindak. Klarifikasi dulu infonya, kebenarannya seperti apa, akurasinya seperti apa. Kami telusuri satu-satu ya, inikah menyangkut aktivitas belajar," ujarnya.
Untuk diketahui, FETO adalah sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Dulen yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu.
Gulen kini diketahui mengasingkan diri di Amerika Serikat.
Kesembilan lembaga pendidikan itu yakni Pribadi Bilingual Boarding School di Depok dan Bandung.
Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Tangsel.
Semesta Bilingual Boarding School di Semarang, Kesatuan Bangsa Bilingual Boarding School di Yogyakarta.
Kemudian Sragen Bilingual Boarding School di Sragen, Fatih Boy's School dan Fatih Girl's School di Aceh serta Banua Bilingual Boarding School di Kalsel.
Pemerintah Turki mengharapkan kerja sama Indonesia terkait keberadaan lembaga pendidikan itu.
Bahkan di sejumlah negara lain, lembaga pendidikan tersebut sudah ditutup.