Laporan Wartawan Tribunnews.com, A Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Detik-detik terakhir jelang eksekusi jilid III terpidana mati di Pulau Nusakambangan menyisakan banyak cerita.
Berbagai permintaan terpidana mati berusaha dipenuhi petugas Lapas.
Ada yang meminta masakan khas negaranya, ada yang semakin rajin beribadah hingga bahkan meminta berhubungan intim dengan istrinya.
Tribunnews berhasil mendapatkan informasi tersebut dari berbagai sumber yang menolak disebutkan namanya.
Mereka setiap hari berhubungan dengan para terpidana mati yang dimasukkan dalam sel isolasi.
Eksekusi rencananya dilakukan terhadap 14 terpidana mati. Mereka telah dikumpulkan dari berbagai Lapas di Nusakambangan sejak Senin (25/7) malam di salah satu Lapas yang terdapat sel isolasi.
"Penjagaannya sangat ketat, ada 150 sipir dan 350 Brimob menjaga ruang isolasi sejak mereka tiba hingga pelaksanaan eksekusi. Bahkan ada pula snipper (penembak jitu) di setiap sudut ruang isolasi," kata seorang sumber kepada Tribunnews, Sabtu (30/07).
Sumber lain menceritakan, 150 sipir yang berjaga di ruang isolasi itu merupakan tim khusus yang dibentuk dari satuan pengamanan Lapas-lapas di Nusakambangan dan Cilacap.
Mereka memiliki tanda pengenal khusus dan disebut Satgas Pamsus atau kependekan dari Satuan Petugas Pengamanan Khusus.
Selama berada di ruang isolasi, terpidana mati memakai baju tahanan yang berbeda dibandingkan dengan terpidana lain.
Mereka memakai baju warna hitam legam yang pada bagian dadanya terdapat tiga lambing instansti, yaitu Kemenkumham, Kejaksaan, dan Kepolisian.
"Sedangkan kalau tahanan lain baju tahanan warna biru dan logo yang terdapat pada baju tahanan hanya Kemenkumham saja," ujarnya.
14 terpidana mati itu menempati masing-masing satu ruangan yang terpisah. Pada ruangan tersebut hanya terdapat kasur, bantal, dan sebuah gayung.
Barang-barang lain, misalnya sajadah, handuk, serta perlengkapan lainnya hanya ada saat masing-masing terpidana mati membutuhkannya.
Mereka dijaga selama 24 jam. Meski demikian, para sipir yang menjaga juga dilarang berbicara kepada terpidana mati. Tidak boleh ada kegiatan apa pun yang dilakukan oleh terpidana mati, kecuali beribadah dan mandi serta buang air besar atau kecil.
"Mereka (terpidana mati) saat makan ditunggui sampai selesai kemudian peralatan makan itu segera dikeluarkan (dari sel). Bahkan mereka mandi pun ditunggui oleh sipir. Ini untuk alasan keamanan dengan pertimbangan supaya mereka tidak melakukan perbuatan melukai diri sendiri atau bunuh diri," ujar sumber tersebut.