Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tax Amnesty menurut Presiden Joko Widodo dapat meningkatkan perekonomian melalui pembangunan infrastruktur dengan menggunakan dana tersebut.
"Jadi bisa masuk ke pelabuhan, sektor mana yang bisa dimasuki. Bisa jalan tol, bisa pembangkit listrik, bisa airport, bisa jalur Kereta Api, bisa transportasi massal baik MRT, LRT di Bandung, Medan di Surabaya," ujar Presiden saat memberikan sosialisasi di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (1/8/2016).
Dana dari Tax Amnesty bisa juga untuk mendukung pembangunan industri manufaktur di bidang otomotif, garmen, tekstil dan lainnya.
"Bisa mengangkut tenaga kerja yang banyak. Bisa industri perikanan. Setelah kapal ilegal ditenggelamkan, ikannya bisa dikerjakan. Saya sudah minta Menteri Kelautan dan Perikanan untuk bangun pabrik cold storage," kata Presiden.
Dalam bidang industri pertanian, Jokowi mengatakan bahwa infrastrukturnya bisa segera dibangun, sehingga tidak perlu lagi Pemerintah melakukan impor bahan pangan.
"impor-impor itu harus kita stop. Harus Tanam sendiri, hasilkan sendiri. menanam jagung berapa bulan sih bisa dipanen, 3-4 bulan bisa dipanen. Sehingga semuanya mendapatkan, meningkatkan pendapatan," kata Presiden.
Tidak hanya itu, Tax Amnesty juga akan sangat membantu meningkatkan devisa negara melalui pembangunan infrastruktur di bidang pariwisata.
"Tempat seperti ini pemerintah tinggal siapkan lahannya. Yang ingin bangun resort, bangun hotel, tempat entertainment. Tanjung Lesung sudah berapa tahun diberi KEK, tapi kalau infrastruktur enggak dikerjakan siapa yang mau datang," kata Presiden.
Dana Tax Amnesty juga bisa membantu mengembangkan pembangunan properti di Indonesia. Presiden mengatakan, dibutuhkan sebanyak 13 juta rumah pada tahun ini.
"Tapi ada yang ngeluh masalah DIRE. Itu sudah kita kerjakan. Sudah bisa berjalan. Silakan masuk. Kita ingin menyederhanakan, karena kita ingin semuanya cepat, saya ingin memutuskan cepat, melaksanaknya tetap. kalau ada hal kurang, mari kita perbaiki," ucap Presiden.