TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan kasus yang berhubungan dengan isu toleransi antar umat beragama tersebut seharusnya sudah tidak terjadi.
"Harusnya 70 tahun (Indonesia) merdeka, masalah (SARA) ini sudah selesai, kerukunan beragama sudah harus bisa dijaga," ujar Tito, saat ditemui di CDCC Office, Jalan Kemiri, Menteng, Jakarta Pisat, Kamis (4/8/2016).
Ia pun menuturkan isu tersebut masih menjadi persoalan di negara berlandaskan Pancasila ini.
"Mengenai toleransi agama, ini merupakan persoalan di negara kita, negara yang berdiri berdasarkan Pancasila," katanya.
Ditemui saat hadiri diskusi di CDCC Office, Ia pun menyebutkan sejumlah kasus yang berbau SARA, seperti pembakaran Vihara yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara.
"Masih banyak permasalahan yang terjadi, seperti kemarin di Tanjung Balai, ada aksi bakar-bakar vihara, tidak hanya satu persoalan itu saja, masih banyak persoalan lainnya," ujarnya.
Selain itu, Jenderal bintang empat tersebut turut memaparkan kasus SARA lainnya yang teradi di sekitar wilayah Jakarta hingga Papua.
"Ada lagi di Duren Sawit masalah gereja juga, tapi ada juga masjid yang di Manokwari, masyarakat setempat menganggap Manokwari adalah kota injil," katanya.
Sebelumnya, kasus SARA muncul kembali usai sekelompok oknum melakukan perusakan pada sejumlah vihara, klenteng, serta bangunan yayasan sosial.
Selain itu, 8 unit mobil juga tidak luput dibakar.
Kerusuhan yang berbau SARA terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara, pada Sabtu (30/7/2016) dini hari.
Pihak Polres Tanjung Balai kini telah mengantongi identitas provokator yang menebar kebencian di wilayah tersebut.