Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menilai dengan adanya penambahan jam belajar atau Full Day School (FDS), sistem pembelajaran sekolah tidak hanya terfokus pada pendidikan pengetahuan, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan karakter anak.
Namun, hal itu dibantah beberapa kepala sekolah di Jakarta, satu diantaranya Kepala SDN Pegangsaan Dua 05 Pagi, Dadang Kadarisman.
Menurutnya, masa perkembangan anak dibentuk melalui pendidikan formal yaitu sekolah, pendidikan nonformal yaitu masyarakat, dan pendidikan lain yang diselenggarakan lembaga seperti pengajian dan sebagainya.
Hal itu juga akan membuat peserta didik mengurangi interaksi sosialnya di masyarakat untuk mengenal lingkungannya.
"Anak itu kan perlu istirahat, walau libur dua hari tapi perkembangan anak tidak bagus karena anak itu perlu waktu antara belajar, istirahat dan main itu kan harus seimbang," kata Dadang, Selasa (9/8/2016) di SDN Pegangsaan Dua 05 Pagi, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ia mencontohkan pengajian yang dilakukan di luar jam sekolah, merupakan hal yang membentuk karakter siswa sebagai peletak dasar.
"Apakah relevan dengan belajar sekian hari untuk tumbuh kembang anak untuk belajar, istirahat dan bermain. Ini yang harus dikaji dulu," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala SDN Kebon Manggis 14, Neli Gultom.
"Kalau sampai jam 5 sore saya belum terbayang, yang sekarang saja saya lihat anak-anak itu sudah lelah. Mereka diantar kembali untuk mengikuti kegiatan sorenya," tuturnya di kantor Kepala SDN Kebon Manggis 14, Matraman, Jakarta Timur.
Seperti diketahui, usulan konsep Sekolah Full Day ini, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk memperkuat pendidikan kakarter dalam sistem pembelajaran anak didik di sekolah.