Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang mulai beroperasi Selasa (9/8/2016) dini hari tampak luas dan megah.
Terminal yang digadang-gadang menyaingi Bandara Internasional Changi, Singapura, tersebut dilengkapi sejumlah fasilitas dan sistem keamanan canggih.
"Terminal ini menggunakan fasilitas cukup canggih, semisal Bandara Changi Singapura, Bandara Dubai dan Bandara Hongkong," ujar Senior General Manager PT Angkasa Pura II, M Suriawan Wakan, di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa siang.
Konsep T3 Ultimate mengedepankan nature dan art. Biaya pembangunan terminal yang dimulai sejak 2012 mencapai Rp 7 triliun. Fisik bangunan mempunyai luas 35,7 hektare dan dibangun di atas lahan 42 hektare.
PT AP II tengah membangun fasilitas lain dalam rangka pengembangan bandara dan diperkirakan menelan anggaran Rp 30 triliun, di antaranya pembangunan runway dan kawasan kargo.
Fasilitas dan kecanggihan terminal baru di Bandara Soekarno-Hatta ini, di antaranya baggage handling system (BHS) atau sistem penanganan bagasi otomatis. Dengan sistem ini, bagasi atau barang bawaan penumpang akan langsung diproses menuju ke dalam pesawat secara komputerisasi sesuai barcode saat melakukan check in.
"Dengan sistem ini, penumpang tidak memerlukan tenaga porter. Sekarang tidak ada lagi porter di terminal ini, hanya troler atau pengumpul troli. Kami ingin mengedukasi pengguna jasa agar melakukan aktivitas sendiri," kata Suriawan.
Sementara ini, troli yang ada tidak bisa melewati eskalator, tapi harus melalui lift. "Troli yang ada ini tidak ada pengaman jaring di sisi samping dan magnet di bagian roda," sambung dia.
Pantauan Tribun, cara dan sistem pembagasian di T3 masih seperti pada umumnya, penumpang menyerahkan koper barang bawaan ke petugas check in. Namun, barang bawaan penumpang yang diletakkan ke conveyor belt akan langsung dipilah sesuai barcode bagasi dan tujuan pesawat.
Lebih dari itu, sitem pembagasian penumpang juga dilengkapi sistem BHS Level lima yang dapat mendeteksi bahan peledak atau bom. Petugas akan mengamankan dan meletakkan barang penumpang ke blanket jika terdeteksi sebagai bahan peledak.
"Jika terdetek ada bom oleh kami, maka akan ditindaklanjuti ke petugas gegana," jelas dia.