Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandangan negatif masyarakat umum terhadap kaum minoritas LGBT dijelaskan beberapa aktivis hak asasi manusia telah mengalami pergeseran pola.
Aktivis Arus Pelangi, Yuni Rustinawati menjelaskan bahwa dulu kaum LGBT diusir di mana-mana karena dianggap pendosa dan bertentangan dengan akhlak.
"Sekarang cara menyingkirkannya berbeda. Yaitu dengan dikrominalisasi," ungkapnya saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat? Kamis (11/8/2016).
Hasil temuan Arus Pelangi salah satunya adalah kasus pembubaran pelatihan keterampilan untuk kaum LGBT dibubarkan di Riau.
"Tapi anehnya malah pesertanya yang ditangkap dengan tuduhan berbuat onar. Ini kan jelas tidak adil," keluhnya.
Sementara peneliti Human Rights Watching, Kyle Knight menyebut bahwa relita di Indonesia berbicara bahwa negara ini mengalami apa yang disebut homophobia yaitu penolakan terhadap kaum dengan orientasi seksual berbeda.
"Dalam penelitian berjudul Permainan "Politik Ini Menghancurkan Kami" yang saya lakukan dalam kurun waktu enam bulan sejak Januari 2016 menyebutkan fakta bahwa kaum LGBT dihindari oleh lingkungan dan bahkan oleh keluarganya sendiri."
"Hal tersebut tentu menjadi tekanan yang luar biasa buat mereka," ujarnya.