News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tubagus Hasanuddin Gagal Paham Ide Mendiknas

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Politikus PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin dan Menteri Pendidikan Nasional Muhadjir Effendy.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Politikus PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin mempertanyakan rencana Mendiknas Muhadjir Effendy yang menggagas Full Day School (FDS).

"Saya gagal paham dengan rencana Mendiknas merencanakan Full Day School. Masih banyak elit di negeri ini yang mengira bahwa Indonesia itu sama seperti Jakarta," kata Hasanuddin, Jumat (12/8/2016).

"Di kampung saya, apa yang bisa dilaksanakan dengan program full day, bila hanya ada ruang kelas yang sangat terbatas jumlahnya. Tanpa WC layak,tanpa mushala, tanpa sarana olah raga, tanpa pagar pembatas. Tanpa ruang guru yang memadai," ungkapnya.

Anak didik usai jam belajar di sekolah, lanjutnya, di kampung asalnya, masih ada yang harus jalan beberapa kilometer . Kemudian tiba di rumah, kemudian lanjut mencari pakan kambing ke sawah membantu orang tuanya.

"Di sekolah tak ada dapur buat makan siang mereka. Tak ada antar jemput dari keluarganya, atau kurikulum tambahan di kursus bergengsi. Bahkan sebagian gurunya ada yang ngojek atau kesawah,menambah penghasilan," ungkap Hasanuddin.

"Andai di beberapa sekolah di kota besar, ide aneh itu dapat diterapkan, perlu juga dipertimbangkan tingkat kelelahan anak . Pulang sekolah kemudian mandi, tidur dan siap lagi untuk sekolah hari berikutnya," katanya lagi.

Lalu, lanjutnya lagi,  kapan anak dapat mengenal kehidupan keluarganya, orang tua, adik atau kakaknya. Menurut Hasanuddin, pendidikan juga dapat dilaksanakan di lingkungan keluarga.

"Bingung memang, baru menjabat seminggu sudah membentuk kesan ganti pejabat, ganti kurikulum, dan ganti buku. Ujung-ujungnya menambah anggaran. Jadi, yang gagal paham itu saya atau beliau,"sindir Hasanuddin.

Beberapa waktu lalu, Mendiknas Muhadjir Effendy menyatakan tidak setuju pada istilah full day school dalam penamaan gagasan program penambahan jam sekolah. Menurutnya istilah tersebut sangat menyesatkan.

"Jadi mohon sekali lagi untuk tidak menggunakan istilah full day school karena itu menyesatkan.
Jadi sebetulnya ini adalah kegiatan penambahan kegiatan ko-ekstrakulikuler di sekolah," kata Muhadjir.

Penambahan jam sekolah yang ia lontarkan kemudian memunculkan petisi menolak gagasan tersebut di laman www.change.org.

Muhadjir Effendy  menyambut baik kritikan tersebut. Ia mengatakan sengaja melontarkan gagasan penambahan jamsekolah ke publik untuk dikritik.

"Jadi memang saya lebih baik lontarkan ke masyarakat. Mending di-bully dari pada setelah jadi (programnya disahkan) malah jadi ribet," ujar Muhadjir di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta, Selasa (9/8/2016) lalu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini