TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua diantara sebelas Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf Filipina sukses melarikan diri.
Mereka adalah Mohamad Sofyan dan Ismail.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menduga dua WNI itu bisa lolos karena kelompok penyandera mulai melemah akibat operasi militer yang digelar tentara Filipina.
"Di Sulu (Filipina) itu sedang ada operasi militer," ujar Jusuf Kalla kepada wartawan di kantor Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat, Jumat (19/8/2016).
Serangan dari ribuan tentara Filipina ke wilayah-wilayan yang disinyalir menjadi tempat persembunyian kelompok bersenjata telah memaksa para penyandera untuk terus berpindah, demi menghindari serangan.
Karena itulah dua orang WNI bisa mengambil kesempatan untuk melarikan diri.
"Jadi mungkin pada waktu berpindah-pindah ini, ada peluang barangkali," terangnya.
Namun apakah dugaannya itu benar atau tidak, belum bisa diastikan.
Jusuf Kalla mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, baru bisa diketahui setelah dua orang WNI tesebut kembali ke tanah air dan menyampaikan semua pengalamannya kepada aparat yang berwenang.
Sampai saat ini, pemerintah masih mempercayakan upaya pembebasan para sandera ke pihak pemerintah Filipina.
Jusuf Kalla mengatakan pemerintah Indonesia sangat berharap yang terbaik, yakni semua orang yang disandera, dapat segera dibebaskan tanpa terluka.