Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imam Islamic Center New York Shamsi Ali bercerita tidak populernya nama negara Indonesia di luar negeri.
Shamsi sudah hampir 18 tahun tinggal di luar Indonesia.
Dia mengatakan Indonesia tidak dikenal, khususnya Amerika Serikat.
"Indonesia is not yet popular," ujar Ali saat acara Super Mentor 14 Foreign Policy Community Indonesia (FPCI)" di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Minggu (21/8/2016).
Ali kerap ditanya berasal dari negara mana oleh rekan-rekannya di AS.
Begitu dibilang dari Indonesia, warga AS terdiam.
"Ketika saya mengatakan Bali, dia baru tahu," kata Ali.
Kemudian, begitu Ali memberi petunjuk bahwa dirinya datang dari 'negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia', rekan-rekannya salah mengartikan.
"Eh dibilang dari Egypt (Mesir). Pas saya bilang negara dengan penduduk muslim se-Asia Tenggara, mereka bilang 'oh are you Malaysian? Oh are you Philippines?" cerita Ali.
Ali mengatakan rekan-rekannya kembali salah mengartikan dirinya berasal dari Filipina, negara di mana agama juga dijadikan latar belakang sejumlah kalangan di sana melakukan kekerasan.
Ali mengatakan, hal itu, selain menunjukkan nama Indonesia belum populer, juga menunjukkan bahwa Islam sendiri oleh sebagian kalangan diidentikkan sebagai sumber kekerasan.
"Seolah di mana ada konflik, di situ ada Islam (Timur Tengah). Sementara, di mana ada Islam, tunggulah konflik terjadi," ujar Ali.
Namun, menurut Ali, meski Indonesia negara Muslim terbesar di dunia, namanya tidak populer sebagai daerah di mana banyak konflik dengan latar belakang terjadi.
Ali mengatakan hal itu dikarenakan perkembangan Islam di Indonesia sejalan dengan upaya bangsa Indonesia memodernisasi negaranya.