TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hartini, ibu dari Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani yang sempat mengalami kelainan dempet kepala, mengaku firasat tidak enak sudah dia rasakan usai proses persalinan 29 tahun silam.
Pasalnya, usai operasi caesar dua bayinya, dia tidak diperbolehkan langsung melihat. Meski Tulardji, suaminya, menyebut kondisi anak mereka baik, rasa cemas belum hilang dari Hartini.
Dia baru diberi tahu ada yang tidak normal pada kondisi bayinya pada satu hari jelang keberangkatan mereka ke Jakarta untuk upaya pemisahan.
"Dokter bilang anak saya kembar siam. Waktu itu saya tidak tahu apa itu kembar siam," kata Hartini kepada Tribunnews saat dihubungi, Kamis (25/8/2016).
Setelah dokter memberikan penjelasan bahwa ada bagian yang dempet pada tubuh kedua anaknya, baru lah Hartini mengerti. Ibu empat anak itu pun diberi kesempatan menenangkan diri sebelum melihat buah hatinya.
"Waktu lihat pertama kali, saya coba lapang dada," ujarnya.
Menurutnya, Yuliana dan Yuliani harus diterbangkan ke Jakarta karena tidak ada dokter yang bisa menangani dan peralatan yang memadai untuk pemisahan kala itu di Kepulauan Riau.
Syukurnya, Hartini yang hidup dari penghasilan suaminya sebagai buruh bangunan, dibantu Bupati Tanjungpinang, Kepulauan Riau, saat itu untuk biaya keberangkatan.
Sesampai di Jakarta, Yuliana dan Yuliani yang belum berusia satu bulan langsung dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Prof dr Padmosantjojo yang langsung menangani dua bayi itu.
"Dokter Padmo juga tidak minta bayaran untuk biaya operasi. Beliau malah bantu kami besarkan Ana dan Ani," sebutnya.
Operasi pemisahan kepala Yuliana dan Yuliani yang menyatu, diakui Hartini masih dia ingat hingga kini. Selama tindakan medis yang berlangsung hingga belasan jam, dia terus berdoa.
Usai perawatan pascaoperasi, Yuliana dan Yuliani beserta orang tuanya masih berada dalam tanggungan Padmosantjojo. Hal itu disebut Hartini tidak bisa dia lupakan.
"Kami sangat berterima kasih dengan dokter Padmo, Ana dan Ani dibiayai sampai kuliah. Jasa beliau tidak bisa kami balas," kata dia.
Setelah kembali ke Tanjungpinang, perawatan untuk Yuliana dan Yuliani mendapat perhatian lebih dari orang tuanya. Hingga tidak sembarang makanan masuk ke mulut anaknya.