TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Soetantyo Moechlas (64) tak menyangka, sosok imajinernya, Mukidi yang sudah puluhan tahun diciptakannya, kini mendadak menjadi tersohor di dunia maya.
Dalam beberapa hari terakhir, nama Mukidi menyebar begitu cepat melalui sosial media sehingga orang yang membaca kisahnya terpingkal-pingkal.
Soetantyo tak menyangka Mukidi kini bak selebritas yang dicari-cari masyarakat di dunia maya.
"Saya malah tahunya dari keponakan yang ngasih tahu kalau cerita lucu tentang Mukidi lagi jadi pembicaraan di sosial media. Nggak nyangka juga kok jadi tenar begitu," ujar Soetantyo dengan nada ramah kepada Tribunnews, Sabtu (27/8/2016).
Berkat Mukidi, Soetantyo yang setiap hari tinggal di kawasan Bekasi ini jadi ramai kedatangan wartawan dan tamu. Bahkan, saat menghadiri acara kondangan, Soetantyo kini jadi buruan warga untuk berfoto bareng.
Laman facebook Soetantyo pun kini ramai disambangi orang. Padahal pada tahun 2012 saat ia pertama kali menulis cerita-cerita lucu tentang Mukidi laman blognya, tak ada yang komen atau like.
Berawal dari Radio
Soetantyo berbagi cerita tentang sejarah Mukidi. Semua berawal pada tahun 1990-an. Saat itu ada acara radio Prambors Ida Krishna Show, kisah Mukidi bermula dari sana.
Acara ini kemudian pindah ke Delta FM, tapi kisah Mukidi tetap lestari lewat mailing list.
Berkat ketekunannya, hingga pada 2009, Soetantyo sudah menerbitkan tiga buku berisi kisah Mukidi.
Barulah pada tahun 2012, Mukidi memposting cerita-cerita lucu Mukidi pada halaman blog yang dibikinkan temannya. Yakni ceritamukidi.wordpress.com.
Ketika ditanya bagaimana muncul sosok Mukidi, Soetantyo menjawabnya ringan. Ia mengaku tiba-tiba saja menemukan nama Mukidi.
"Nama Mukidi itu kan gampang diingat. Nama Mukidi itu menggambarkan orang yang sederhana dan lugu, saya nemu saja nama ini. Tidak ada inspirasi dari sosok tertentu," tegas pria asal Purwokerto ini.
Mukidi, dalam kisah-kisah lucunya memiliki istri Markonah dan anak bernama Mukirin dan Mukiran.
"Kalau diwujudkan usianya 40-an tahun," tuturnya.
Mukidi dikisahannya sebagai orang perantau yang tinggal di Bekasi.
Nama Mukidi di kawasan Purwokerto dan sekitarnya memang kerap dipakai. Bahkan dalam lawak Dono Kasino Indro pernah disebut soal joke mengenai Mukidi ini.
Kini setiap hari, Soetantyo selalu memposting kisah Mukidi di bukunya ke laman facebooknya. Setelah menjadi viral di sosial media, semakin riuh komentarnya.
Mukidi mengatakan, kisah-kisah humor yang beredar di sosial media ada yang bersumber dari blog miliknya, namun ada juga yang berbeda. Untuk membedakan cerita Mukidi bukan karyanya adalah, bahasa yang dipakai vulgar.
Film Mukidi
Pada tahun 2012 lalu, Mukidi mengaku ditemui Deddy Mizwar yang ketika itu belum menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat serta dan seorang sutradara. Ketika itu Deddy Mizwar memintanya membuat naskah untuk film humor Mukidi.
Namun karena cukup sulit untuk merangkai kisah humor yang telah ia tulis menjadi cerita yang panjang akhirnya film tersebut batal.
"Saya memang membuat cerita Mukidi pendek-pendek agar gampang gongnya, kalau dibuat film sulit, karena kalau film agak panjang," ujarnya melalui sambungan telepon.
Meski demikian setelah ditanya bila ada yang kembali menawarinya untuk mengangkat kisah Mukidi di layar lebar, Soetantyo mengaku siap dan ini merupakan tantangan baru untuknya.
"Saya siap, saya tertantang ini, sesuatu yang baru. Memindahkan kisah tertulis menjadi visual. Menampilkan sebuah cerita yang disampaikan secara live," jelasnya.
Saat ini Soetantyo sedang memperbaiki naskah-naskah humor yang telah ia buat sebelumnya.
Sebuah penerbit buku telah menghubungi dan mau melihat materi miliknya.
"Saya udah kirim email, tapi saya mau edit dulu, masih banyak bahasa vulgar dan ada juga yang agak porno mau saya hilangkan dulu. Dulu asal masukin saja ke blog," jelasnya.
Soetantyo mengakui kisah-kisah humor yang ia tulis tak melulu karyanya. Ia yang menciptakan sosok Mukidi kemudian kisah-kisah yang beredar ia adaptasikan.
Humor Mukidi yang beredar di sosial media saat ini tak sedikit yang mengulang kisah-kisah humor lama dengan tokoh berbeda namun sengaja diganti tokohnya menjadi Mukidi.
Ia pun memberikan contoh satu cerita karyanya. Cerita asli darinya membuat orang harus berpikir lalu tertawa. (berbagaisumber/tribunnews/robertus rimawan)