Laporan wartawan Tribunnews.com, Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menekankan betapa pentingnya perdamaian, keamanan, dan stabilitas guna mewujudkan kemakmuran kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan tanggapan pada pertemuan dengan pemimpin negara-negara ASEAN dan perwakilan delegasi ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), di National Convention Centre, Vientiane, Laos, Selasa (6/9/2016).
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo berpendapat bahwa kerja sama antara ASEAN dan AIPA sangat dibutuhkan.
Sebab, di tengah kondisi politik dan keamanan yang tidak menentu di kawasan ASEAN, kerja sama antara keduanya dinilai dapat meningkatkan sentralitas ASEAN.
"Komitmen dan kerja sama parlemen menjadi kunci penguatan legislasi menghadapi tantangan keamanan tradisional dan non-tradisional. Perdamaian, keamanan, dan stabilitas sekali lagi menjadi kunci dan syarat bagi kemakmuran kawasan," ujar Presiden sesuai keterangan Biro Pers Istana Kepresidenan.
ASEAN sendiri merupakan bentuk kerja sama negara-negara yang memfokuskan pada tiga pilar utama, yakni pilar politik dan keamanan, pilar ekonomi, serta pilar sosial dan kebudayaan.
Ketiga pilar tersebut bersama-sama coba diwujudkan oleh sepuluh negara anggota ASEAN untuk menghadapi tantangan global yang akan datang.
Sebelumnya, pada pagi ini delegasi masing-masing negara ASEAN telah bertemu dan membicarakan isu-isu kawasan.
Dalam keterangannya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerangkan bahwa dalam pilar politik dan keamanan, delegasi Indonesia menyampaikan beberapa isu pada pertemuan tersebut, utamanya mengenai penangangan terhadap terorisme dan keamanan wilayah.
"Kita mendorong digunakannya ASEAN Convention on Counter-Terrorism dan mekanisme-mekanisme yang lain dalam rangka pemberantasan terorisme," kata Retno.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia juga membahas tentang keamanan di wilayah perairan Sulu dan sekitarnya.
Retno menerangkan bahwa Indonesia meminta komitmen tiga negara, yakni Indonesia, Filipina, dan Malaysia, untuk mempererat kerja sama guna mengamankan wilayah tersebut.
"Isu ini sebenarnya juga sudah kita sampaikan pada saat retreat di AMM (ASEAN Ministerial Meeting) bulan Juli yang lalu," ucap Retno.(*)